“Kami menjamin ketersediaan obat dan SDM kesehatan untuk menangani berbagai keluhan kesehatan yang dialami masyarakat. Fokus kami adalah mencegah penularan dan menekan risiko komplikasi,” katanya.
Selain penyakit yang sudah terlaporkan, kondisi pasca-banjir berpotensi menyebabkan meningkatnya kasus DBD dan Leptospirosis, karena genangan air sisa banjir dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk penyebab DBD.
Banjir juga menyebabkan kontaminasi air dan distribusi urine tikus atau hewan lain ke area pengungsian yang dapat memperbesar risiko Leptospirosis.
Mengingat hal itu, kondisi di daerah terdampak perlu diwaspadai tidak hanya penyakit yang sudah muncul, tetapi juga potensi penyebaran penyakit lain pasca-banjir.
Masyarakat diimbau menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sederhana untuk mencegah penyakit. Langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Rutin mencuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan tubuh, serta selalu memakai alas kaki untuk menghindari luka dan risiko leptospirosis.
- Makanan sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan matang dan menggunakan air yang aman untuk diminum.
- Lingkungan pengungsian perlu dijaga tetap kering dan bebas genangan.
- Sampah dibuang pada tempatnya, toilet darurat digunakan dengan benar, dan luka harus ditutup rapat.
- Untuk mencegah DBD, upayakan tetap dapat menerapkan 3M plus.
- Periksakan diri ke pos kesehatan atau fasilitas kesehatan terdekat bila mengalami gejala atau keluhan penyakit seperti diare, ISPA atau gatal-gatal.***

















