“Kami keluarga besar Sedulur Sumedang, berikut rekan-rekan sopir yang ada di wilayah Sumedang. Intinya mempertanyakan kebijakan yang tidak masuk akal, dimana kebijakan tersebut hanya memberatkan kepada kita saja, seorang sopir atau driver,” kata Jajang kepada wartawan.
Jika pemerintah memang ingin menekan keberadaan truk ODOL di jalanan, menurut Jajang, sasarannya utamanya seharusnya perusahaan yang memberikan arahan muatan, bukan kepada pengemudi.
“Kalau pemerintah ingin menurunkan ODOL, tekan perusahaan yang memberikan muatan, dan yang memberikan arahan untuk membawa muatan, supaya diatur muatannya. Bukan ke supirnya,” ucap Jajang.
Jajang juga menyebutkan adanya ketimpangan dalam sistem ongkos angkut dan beban muatan. Dimana, banyak sopir terpaksa membawa muatan berlebih karena upah yang diterima tidak seimbang jika muatan dibatasi.
“Jangan sampai seperti sekarang, ngasih ongkos sedikit, muatan sedikit juga kan tidak masuk untuk hitungannya. Untuk itu, saat ini kami mendukung para sopir,” tuturnya.