TERASJABAR.ID – Barcelona musim ini menghadapi kesulitan besar dalam aspek pertahanan, baik dalam menjaga garis offside maupun efektivitas pressing yang jauh menurun dibandingkan musim sebelumnya.
Memang benar bahwa cedera pemain menjadi faktor yang memperburuk kondisi tim, dan Flick sendiri menyebut bahwa situasinya “akan berbeda” ketika para pemain inti kembali pulih.
Meski begitu, ia tetap berpegang pada sistem yang diterapkannya dan menolak untuk mengubah strateginya.
Flick bersama asistennya Heiko Westermann, –yang juga seorang mantan bek– bertanggung jawab langsung mengatur struktur pertahanan selama sesi latihan.
Mereka menggunakan layar raksasa di lapangan untuk menunjukkan kepada pemain klip situasi pertandingan secara real time.
BACA JUGA: Castello Lukeba Tegaskan Komitmen di Leipzig Meski Dilirik Klub Elite
Fokus utama mereka adalah menentukan kapan lini belakang harus naik, kapan harus mundur, serta bagaimana para bek memposisikan tubuh dengan benar.
Seperti yang telah diungkapkan oleh Flick, Pau Cubarsi, dan Eric Garcia, isu terbesar yang mereka lihat adalah kurangnya tekanan terhadap pemain lawan yang menguasai bola.
Hal itu terlihat jelas pada gol Kylian Mbappe di El Clasico, ketika Jude Bellingham berhasil lolos dari tekanan sebelum melepaskan umpan terobosan.
Contoh lain terlihat saat menghadapi Celta Vigo, ketika instruksi Flick tidak dijalankan sempurna hingga lawan berada dalam posisi onside dan menciptakan assist.
Secara konsep, sistem Flick sebenarnya sederhana, namun implementasinya sulit dan membutuhkan koordinasi tinggi.
Masalah Barcelona terus terlihat tanpa adanya peningkatan berarti dalam dua bulan terakhir.
Kembalinya Joan Garcia dan Raphinha bisa menjadi dorongan penting, namun Flick tetap berada dalam tekanan besar jika perbaikan tak kunjung terjadi.-***


















