Kapten Persib Supardi Nasir Bicara Gaji dan Corona

Kapten Persib Supardi Nasir Bicara Gaji dan Corona
Kompas Bola
Editor: Malda Hot Persib —Minggu, 5 April 2020 11:21 WIB

Terasjabar.id -- Penggawa Persib Bandung, Supardi Nasir menjalani hari-hari menyedihkan sekaligus menyenangkan sejak Liga 1 2020 disetop sementara akibat pandemi virus corona.

Bek 36 tahun itu sedih karena rutinitas bersama Maung Bandung harus vakum sementara waktu sampai menunggu kepastian akhir Mei mendatang.

Di sisi lain, ia senang karena bisa pulang ke kampung halamannya di Pekanbaru, Riau, untuk menghabiskan waktu libur bersama keluarga.

Meski kompetisi dihentikan berdampak buruk pada pendapatan sebagai pesepakbola, tapi Supardi yakin jika kondisi ini adalah takdir dari Tuhan.

Kebersamaan sama keluarga sekarang lebih banyak waktunya. Jadi benar-benar manfaatkan kebetulan yang ada, kita enggak boleh keluar dari rumah dan manfaatkan waktu sebaik mungkin bersama keluarga di rumah.Bagaimana keseharian selama vakumnya kompetisi, bagaimana nasib Persib di Liga 1, berikut wawancara khusus CNNIndonesia.com bersama Supardi Nasir:

Sejauh ini bagaimana Anda menghabiskan waktu selama kompetisi terhenti?

Selama kurang lebih seminggu saya di rumah, lebih banyak membantu istri. Mulai dari ikut masak, ya apapun yang bisa meringankan beban istri saya lakukan.

Bermain sama anak-anak juga. Anak-anak kan punya tugas dari sekolahnya, jadi saya bantu menemani mereka mengerjakan tugas.

Saya kalau sedang kompetisi kan enggak ada di rumah. Jarang banget ada di rumah dalam waktu yang lama. Kalau libur kompetisi paling lama satu bulan, ya kan juga enggak di rumah. Bawa anak main keluar.


PSSI buka peluang Liga 1 2020 dihentikan. Bagaimana menurut Anda?

Qadarullah [kehendak Allah SWT], semua kehendak Allah. Keputusan pemerintah yang terbaik. Tidak mungkin kita paksakan tetap mau main dalam kondisi yang seperti ini. Kita juga harus memahami itu dan kita harus taat sama pemerintah.

Virus corona ini bukan masalah biasa. Ini masalah serius yang harus ditangani semua pihak. Bukan pemerintah saja, tapi sebagai warga negara kita juga harus punya kepedulian dan mengikuti imbauan pemerintah untuk tinggal di rumah supaya wabah ini cepat berakhir.

Prediksi 29 Mei itu batas akhir [diputuskan kompetisi berlanjut atau dihentikan]. Mudah-mudah maksimal sebelum itu virus sudah bisa hilang. Kita juga harus berdoa di samping ikhtiar.

Kalau ternyata benar Liga 1 dihentikan apa reaksi Anda ?

Saya belum berpikir ke sana. Tapi kalau itu yang terbaik saya tidak bisa apa apa juga. Walaupun saya pribadi tetap berharap kompetisi jalan dengan kondisi wabah virus ini sudah hilang.

Dan tidak mungkin pemerintah kasih izin kompetisi jalan jika wabah virus ini masih ada. Secara pribadi saya ingin wabah ini Allah angkat, kompetisi jalan, dan kehidupan bisa normal lagi seperti sebelumnya.

Kalau kompetisi berhenti, Anda bakal lebih lama berada di rumah, termasuk Idul Fitri ?

Sampai saat ini kan infonya masih sampai lebaran di rumah. Saya baru sekitar seminggu, sejak tanggal 25 Maret ada di rumah.

Mudik saya sekarang lebih banyak di Pekanbaru. Tapi saya punya keluarga di Bangka Belitung. Dengan kondisi ini kecil rasanya kemungkinan kita bisa mudik.

Biasanya mudik itu saya ambil waktu bukan pas hari besar. Saya lebih nyaman pas jeda kompetisi dan bertepatan ketika anak-anak libur karena kalau momen lebaran agak sedikit terbatas waktunya.

Hikmahnya dari kondisi ini ada juga yang enggak pernah kita bayangkan. Pemain bola main di luar kota tinggal, terbatas sekali waktu sama keluarga. Paling lama jeda kompetisi itu satu bulan. Makanya sekarang saya nikmati banget.

Bagaimana keputusan PSSI soal 25 persen gaji jika kompetisi berhenti?

Saya sudah dengar kabar itu beberapa hari lalu dari teman-teman, agak telat memang. Pertama dengar saya kaget ya.

Sekarang masih kami bahas di internal pemain Persib bagaimana tanggapan mereka masih saya kumpulkan, belum semuanya kasih respons masih saya tunggu. Kebetulan kan saya yang paling tua di tim jadi nanti bagaimana lihat saja.

Memang kemarin Maret saja kami masih kerja kan hitungannya. Di satu sisi, ini keputusan PSSI, jadi klub harus taat. Jadi saya belum bisa menanggapi keseluruhan soal ini.

Pemain pasti inginnya dapat gaji penuh atas jerih payah mereka. Tapi kita juga tidak bisa memaksakan kehendak. Ini keputusan bersama.

Secara pribadi pemain semua mau dapat full, tapi nanti manajemen akan bahas ke kami semua dan masih tunggu itu.

Apa dampak terburuk buat Anda ketika Liga 1 dihentikan?

Pendapatan pastinya. Itu yang paling berasa sebenarnya. Pemain bola kan enggak banyak usaha yang bisa dilakukan di luar sepak bola.

Mungkin ada beberapa orang yang buka usaha lain. Tapi saya sendiri masih fokus dengan karier saya. Agak sulit soal pendapatan.

Sejauh ini saya belum ada bisnis lain. Makanya berasa sekali dampak pendapatan kalau kompetisi berhenti. Makanya saya berharap vakum ini enggak terlalu lama.

Kalau mau berusaha dengan usaha lain saya maunya saya ikut turun tangan. Saya enggak bisa menyerahkan ke orang lain.

Saya belum kepikiran bisnis apa-apa. Tidak mungkin juga saya bisa berpikir soal bisnis ini dalam waktu cepat. Jadi saya berpikirnya, rezeki Allah yang menentukan. Ketika itu hak saya Allah akan kasih, kalau bukan hak saya mau saya naik turun gunung juga tidak akan buat saya.

Tugas saya ikhtiar. Contohnya, saya tidak bisa apa-apa kalau soal gaji, ikhtiar saya berdoa.

Apakah ada dampak psikologis juga buat Anda?

Pasti ada. Itu manusiawi. Kalau duit masalah sensitif. Tapi mencoba untuk dinikmati dan jalani saja.

Saya bilang ke istri yang tahu soal kebutuhan dapur, kebutuhan anak. Tapi istri saya Masya Allah dia kerja keras di dapur mengurus anak, sangat berpengaruh sekali bebannya.

Mungkin istri ada masalah ini [psikologis]. Tapi saya tanamkan ke istri ini rezeki kita sekarang jadi tetap harus bersyukur.

Tidak ada orang yang paling sedih, bahagia dan marah ketika suami, anak, menantu terkena masalah. Jadi apapun hujatan, hinaan dari luar hantam saya, saya tidak ada masalah karena yang tahu saya, keluarga termasuk anak-anak saya.

Ini momen yang pas untuk memasukkan ilmu agama ke anak saya. Kalau lagi kondisi senang susah menyampaikan sesuatu yang terjadi ke kita.

Bagaimana kondisi Tim Persib saat ini setelah kompetisi vakum?

Saya yang lebih dulu pulang kampung. Setelah meeting tanggal 24 [Maret], saya 25 [Maret] sudah memutuskan langsung pulang.

Selama libur kita diberikan program sama coach untuk di rumah. Isinya apa saja yang harus kita latih di rumah selama libur.

Programnya kebugaran, tapi ada aerobik juga untuk jaga fisik. Bagaimanapun juga sebagai pemain kita berharap kompetisi jalan lagi. Jadi ketika kompetisi dimulai lagi, kita juga lebih mudah adaptasi ke program pelatih nanti.

Beberapa ada yang pulang ke kampung masing-masing, ada yang masih di mes. Saya pribadi maupun semua pemain pasti menginginkan kompetisi ini bisa dilanjutkan kembali. Kehidupan berjalan normal.

Apakah mental pemain terganggu karena sebelum Liga 1 vakum, Persib sedang berada di puncak klasemen usai meraih tiga kemenangan?

Insya Allah tidak ada masalah dengan semua itu. Kondisi pemain baik-baik saja semua dan berharap kondisi wabah virus ini cepat diangkat Allah.

Wonder Luiz positif virus corona, Anda khawatir?

Jadi tes itu dilakukan antara tanggal 27-28 Maret. Saya dapat info setelah hasil keluar yang kebetulan juga di share di grup Whatsapp, bahwa ada yang positif virus corona.

Kaget iya, karena bagaimanapun juga ini kan satu Tim Persib Bandung yang menjunjung tinggi kebersamaan.

Kami bersama-sama itu kan hanya saat latihan, setelah itu pisah masing-masing. Ada yang ke mes, ada juga yang pulang ke rumah.

Tapi yang buat saya tenang, sejak ada imbauan dari pemerintah itu kami wanti-wanti, jaga jarak aman sama pemain atau dengan orang luar.

Pemain Persib Wander Luiz positif virus corona.Pemain Persib Wander Luiz positif virus corona. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Mau latihan dicek suhu tubuh, pulang di cek lagi. Mau latihan dan selesai latihan juga selalu pakai pembersih tangan. Antar pemain juga kami kurangi salaman, tos-tosan. Paling hanya salam siku saja.

Kami sudah lakukan itu semua. Setelah pulang, langsung mandi ganti semua. Pokoknya jaga kebersihan diri sendiri.

Ketika Luiz positif, saya langsung kasih semangat supaya dia tetap kuat, jangan sedih bahwa ini cobaan. Supaya dia cepat sembuh.

Anda sudah ikut tes Covid-19?

Kalau saya sendiri belum sempat tes. Karena jatah awalnya hanya 10 orang dan saya keburu pulang kampung duluan.

Tes kedua untuk lima orang dan khususnya pemain asing. Khawatir iya pasti, tapi saya pikir lagi, ikhtiar juga jaga kebersihan.

Saat saya pulang istri saya jemput di bandara saya disemprot dengan disinfektan dulu baru masuk mobil. Sampai di rumah saya juga bilang ke anak-anak, "Jangan salim dulu, abi mandi dulu." Setelah itu baru saya salaman sama istri dan anak-anak.

Terakhir, apa yang Anda harapkan dari kebijakan physical distancing yang diterapkan pemerintah?

Saya optimistis virus ini bisa berakhir, ini saya di Pekanbaru terasa sekali masyarakat menaati imbauan perintah setempat. Mudah-mudahan ini bagus dan kondisinya bisa membaik, kompetisi jalan lagi. (TTF/jun/CNNIndonesia)

Virus Corona Supardi Nasir Liga 1 2020


Loading...