PROFIL dan BiODATA Dokter Ngabila Salama Pejabat Dinkes DKI yang Sedang Jadi Sorotan Akibat Pamer Gaji Puluhan Jutanya

PROFIL dan BiODATA Dokter Ngabila Salama Pejabat Dinkes DKI yang Sedang Jadi Sorotan Akibat Pamer Gaji Puluhan Jutanya
Wartakotalive.com - Tribun
Editor: Malda Hot News —Sabtu, 20 Mei 2023 09:05 WIB

Terasjabar.id - PROFIL dan BiODATA Dokter Ngabila Salama Pejabat Dinkes DKI yang Sedang Jadi Sorotan Akibat Pamer Gaji Puluhan Jutanya 

Biodata Dokter Ngabila Salama, salah satu pejabat Dinkes DKI jadi sorotan setelah menuai kritik pedas imbas pamer gaji Rp 34 Juta.

Kasus Dokter Ngabila bermula ketika dirinya membuat cuitan berisi info mengenai pendapatan atau take home pay (THP) sebesar Rp 34 juta per bulan.

Tak hanya itu, Dokter Ngabila juga mengaku sebagai teman dekat Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

“Saya teman Menkes tiap saat bisa saya kritik kapan saja. Saya bukan bawahnnya. ASN mah kalau mau jilat itu jilat atasannya langsung promosiin. Saya eselon 4 di DKI, THP sudah Rp 34 juta sebulan ngapain capek-capek jadi eselon 2 Kementerian (Kesehatan). Kalau gak kenal saya, jangan nakal,” tulis melalui akun Twitter @Ngabila 

Cuitan Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta ini kemudian menuai respons dari rekan sesama dokter dan sejumlah warganet.

Tak sedikit yang menganggap sikap Ngabila tidak peka dengan penghasilan banyak dokter yang bertugas di daerah. 

"Kyk begini kok jd dokter, anda tidak malu dok ngmg begitu. Makanya klo ngetik tuh otaknya dipake. Ups lupa klo anda ga punya otak. Hahhahhhaa," tulis @anakbaru51

"Hati2 bu dlm bermedsos apalgi d Twitter..pengorbanan dedikasi dan penghargaan yg anda dapat akan lenyap seketika bak di telan bumi karena kesombongan dan kuliti hbis jejak digital anda, apalgi yg ktanya teman Menkes, bkn jmn orba ni bwa2 bekingan trs org jd takut, mlh sebaliknya," tulis @OrteghaJoe.

Sadar bahwa cuitannya berujung kontroversi, kini Ngabila menghapus cuitan tersebut.

Dia juga meminta maaf karena akhirnya Dinkes DKI tempat ia bekerja ikut terbawa opini pribadinya di lini masa.

"Bismillah mhn maaf bagi sejawat dan saudara yg krg berkenan dgn postingan saya ini. Semoga kesejahteraan nakes trs diupayakan krn itu yg utama dlm perjuangan & 6 pilar kes. Sdh sy teruskan kpd stakeholder smg kita bs sama2 mengawal barakallah, salam sehat, sukses selalu semua," cuitnya

“Saya juga meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang dirugikan juga instansi saya atas perbuatan yang tidak bijak tersebt. Semoga Allah selalu memberi kemudahan, rizki, kesuksesan untuk semua saudara saya yang membaca. Nikmat sehat yang tak terhingga dan kebahagiaan brsm keluarga. Aamiin YRA,” imbuh Ngabila.

Siapa Dokter Ngabila Salama? Berikut biodatanya dikutip dari Wartakota.com.

Biodata Ngabila Salama

Ngabila Salama lahir di Jakarta, 25 Oktober 1989.

Saat ini ia menjabat sebagai Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.

Ditemui secara eksklusif di Kantor Dinkes DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1/2023), Ngabila menceritakan bahwa ia sempat bingung untuk memilih antara dua universitas usai ia menempuh pendidikan SMA.

Ngabila mengaku bahwa ia keterima di Universitas Airlangga, Surabaya dan Universitas Indonesia, Depok dalam waktu yang bersamaan.

Ia menceritakan saat itu dirinya menggunakan nilai rapor ketika seleksi di Universitas Airlangga.

"Alhamdulillah saya adalah salah satu dari 20 orang terpilih di seluruh Indonesia untuk masuk ke Universitas Airlangga," ujar Ngabila.

Namun ternyata, Ngabila lebih memilih Universitas Indonesia. Ia pun menceritakan bagaimana proses dirinya keterima di Universitas Indonesia.

"Saya ikut SBMPTN dengan ratusan ribu orang di Universitas Indonesia. Ternyata, saya masuk dalam daftar 300 orang yang lolos di Fakultas Kedokteran," ucap wanita yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara itu.

Karena lokasi universitas yang tidak jauh dari tempat tinggalnya di Duren Sawit, Jakarta Timur, Ngabila akhirnya menjatuhkan pilihan untuk melanjutkan studi di Universitas Indonesia.

Selama menempuh pendidikan S1, Ngabila sangat aktif berkiprah di organisasi. Ia tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), dan tahun 2010 hingga 2011 dipercaya untuk menjadi koordinator humas.

Ngabila menjelaskan, jiwa kepemimpinan tersebut mendarah daging diturunkan dari sang ayah bernama Racob Yacob yang merupakan seorang seniman.

"Alhamdulillah saya lulus tepat waktu selama lima tahun pada Agustus 2012. Lalu saya melanjutkan magang sekaligus pengabdian selama satu tahun di Kalianda, Lampung Selatan," tandas Ngabila.

Pada tahun 2014, Ngabila melanjutkan perjalanan studinya dengan meneruskan sekolah jenjang S2 di Universitas Indonesia.

"Karena keinginan saya di bidang public health (kesehatan masyarakat), maka saat S2 saya ambil jurusan Kesehatan Masyarakat," tutur ibu dari tiga orang anak laki-laki itu.

Kemudian saat ini, Ngabila tengah menempuh pendidikan S3 dengan jurusan yang sama saat ia belajar di jenjang S2.

Berkiprah di Dinkes DKI Jakarta

Menjalani karier di Dinkes DKI Jakarta menjadi perjalanan yang panjang bagi Ngabila.

"Jadi setelah lulus S1 di Universitas Indonesia pada Agustus 2012, saya sempat mengabdi di Kalianda, Lampung Selatan selama satu tahun," ujar Ngabila.

Setelah pulang di tahun 2013, Ngabila mengikuti penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di tempat tinggalnya kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Ngabila menjalani seleksi CPNS yang membuka kuota 300 dokter di DKI Jakarta.

"Alhamdulillah saya lolos, dan tanggal 1 Maret 2014 saya sudah jadi CPNS di Puskesmas Duren Sawit," ucap wanita yang memiliki lesung pipi di sebelah kiri itu.

Tiga tahun ia bekerja di Puskesmas Duren Sawit, pada tahun 2017 ia dipindahkan ke Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur untuk mengurus penyakit TBC.

Kemudian pada Februari 2019, Ngabila dipindahtugaskan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) menjadi Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta hingga saat ini. (m36)

Riwayat pendidikan:

1. 1993-1995: TK Islam Fithria Assyahara, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur;

2. 1995-2001: SDN 02 Duren Sawit, Jakarta Timur;

3. 2001-2004: SMPN 109 Makasar, Jakarta Timur;

4. 2004-2007: SMAN 8 Tebet, Jakarta Selatan;

5. 2007-2012: S1 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Depok;

6. 2014-2016: S2 Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok;

7. Saat ini tengah menempuh pendidikan S3 Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Publikasi:

1. 2021: The Lancet Regional Health – Western Pacific: Clinical Characteristics and mortality associated with Covid-19 in Jakarta, Indonesia: a Hospital-Based Retrospective Cohort Study, 2021;

2. 2020: Acta Medica Indonesiana – The Indonesia Journal of Internal Medicine, Vol 52, Number 3 • July 2020: Factors Associated with Death in Covid-19 Patients in Jakarta, Indonesia: An Epidemiological Study;

3. 2020: Excess mortality during the first ten months of Covid-19 epidemic at Jakarta, Indonesia : preprint: https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2020.12.14.20248159v1;

4. 2013: Iskandar WJ, Handjaja CT, Salama N, Anasy N, Ardianto MF, Kusumadewi D. Evidence-based case report: acute diabetic complication risks of Ramadan fasting in type 2 diabetics. Acta Med Indones. 2013 Jul; 45(3): 235-9. PMID: 24045396;

5. 2016: Efektivitas Puskesmas Duren Sawit Sebagai Gatekeeper Penanganan Pasien Hipertensi Peserta JKN 2016. Ngabila Salama Rahman, Jaslis Ilyas.



Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Biodata Dokter Ngabila Salama, Pejabat Dinkes DKI yang Tuai Kritik Pedas Imbas Pamer Gaji Rp34 Juta, https://surabaya.tribunnews.com/2023/05/19/biodata-dokter-ngabila-salama-pejabat-dinkes-dki-yang-tuai-kritik-pedas-imbas-pamer-gaji-rp34-juta?page=all.

Ngabila Salama Dokter Dinkes DKI Viral Kritik


Loading...