Cerita Driver Ojol Jadi Relawan Vaksin Corona: Ngantuk Berat

Cerita Driver Ojol Jadi Relawan Vaksin Corona: Ngantuk Berat
Editor: Malda Hot News —Rabu, 13 Januari 2021 09:54 WIB

Terasjabar.id -- 

Fadly Barjadi Kusuma (32) mengaku tak mendapat efek samping yang parah usai menjalani dua kali penyuntikan dalam uji klinis vaksin Covid-19 fase III buatan Sinovac Biotech China di Bandung.

Ia yang sehari-hari bekerja sebagai driver ojek online pun mengaku aktivitasnya tetap berlangsung normal selama menjalani tahapan uji klinis.

"Enggak ada efek apapun. Pusing atau demam itu enggak ada. Cuma merasa ngantuk berat saja setelah satu jam selesai divaksin," kata Fadly saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (12/1).


Selain Fadly, ada lima anggota keluarganya yang juga turut sebagai relawan. Masing-masing ialah istri Mira Nurani (32), adik ipar, dan tiga saudara dari adik iparnya.

"Saya dan istri enggak ada keluhan. Keluarga besar juga sehat saja," ujarnya.

Dia mengikuti proses penyuntikan pertama pada 11 Agustus 2020 dan selang 14 hari kemudian mendapatkan suntikan kedua.

Soal alasan keikutsertaannya dalam uji klinis, ia mengaku lebih terkait faktor keselamatan keluarga. Apalagi, aktivitasnya sebagai ojek daring dinilai cukup rentan terpapar Virus Corona.

"Dari pertama [masa pandemi] saya bingung karena pekerjaan saya jadi driver online. Saya akhirnya cari informasi ada uji klinis. Setelah berdiskusi dengan istri dan dapat izin jadilah saya ikut supaya nanti bisa lebih aman," katanya.




Relawan uji klinis di Bandung, Herlina Agustin (52) mengaku tidak mendapat reaksi di tubuhnya saat disuntik. Namun, ukuran jarum vaksin yang lebih besar ketimbang jarum saat pengambilan darah membuat lengannya terasa pegal.

"Memang pegal banget [setelah disuntik]. Terutama yang pertama, tidak menyangka jarum suntiknya besar. Saya rasa ada setengah jam merasakan pegal," katanya, Selasa (12/1).

"Masih sama [besar] dari yang pertama. Tapi yang kedua sudah siap mental," ucap dia, yang bekerja sebagai dosen itu.

Efek yang sama diakui oleh relawan vaksin yang juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Pria yang  akrab dipanggil Emil ini mengakui dirinya disuntik di bagian lengan kiri atas dalam tahap kedua (V1). Usai disuntik, ia mengaku muncul rasa pegal selama lima menit di titik penyuntikan.

"Saya pribadi merasa agak pegal-pegal, nyut-nyutan selama lima menit. Setelah itu, semuanya kembali normal," aku dia.


Diketahui, uji klinis vaksin fase III dilangsungkan di Pusat Uji Klinis yaitu di FK Unpad dan melibatkan sampel 1.620 orang atau relawan dengan rentang usia 18 hingga 59 tahun.

Selain penyuntikan, setiap relawan diambil sampel darahnya sebanyak tiga kali. Pertama yakni sebelum vaksinasi, kedua setelah vaksinasi tahap kedua, dan terakhir sampel darah diambil setelah relawan beraktivitas selama lima bulan.

Sepanjang jangka waktu itu, para relawan tetap melaporkan hal-hal yang terjadi selama berkaitan dengan vaksin.

"Nanti di kunjungan kelima (terakhir) hanya beberapa orang (dipanggil). Kalau menerima vaksin asli tidak usah datang, tapi kalau yang menerima plasebo akan dipanggil," ujar Fadly.

Dalam tahapan uji klinis, relawan akan dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok uji dan kelompok plasebo atau obat kosong. Peneliti menggunakan plasebo selama penelitian untuk membantu mereka memahami efek vaksin atau obat baru dan mana yang sebenarnya sugesti belaka.

"Saya selama penelitian tidak tahu apakah dapat vaksin atau plasebo. Di ujung penelitian nanti baru diberitahu, makanya ada kunjungan terakhir itu," tutup Fadly.


(hyg/arh/CNN)

China bandung Ojol Vaksin Sinovac Penyuntikan


Loading...