Kata Pakar, Gempa di Indramayu Mungkin Bukan Sesar Baribis, Ada Potensi Munculnya Sesar Baru

Kata Pakar, Gempa di Indramayu Mungkin Bukan Sesar Baribis, Ada Potensi Munculnya Sesar Baru
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Senin, 3 Agustus 2020 12:46 WIB

Terasjabar.id - Gempa bumi melanda Indramayu pada Sabtu (1/8/2020) menjelang tengah malam.

BMKG menilai jika gempa di sana karena aktivitas sesar baribis.

Namun, peneliti tak sependapat.

Para peneliti hingga kini belum dapat memastikan gempa bumi yang mengguncang wilayah Indramayu, Jawa Barat, kemarin berkaitan dengan sesar baribis.


Sesar Baribis merupakan sesar aktif yang membentang dari timur hingga barat Pulau Jawa.

Tercatat, sesar ini melintasi sisi barat Subang, Purwakarta, Karawang, Cibatu (Bekasi), Jakarta, Tangerang, hingga Raskasbitung.

Namun, peneliti dari Pusat Unggulan Iptek Sains dan Teknologi Kegempaan (PUI-STG) ITB, Astyka Pamumpuni menilai apabila sesar baribis lebih cenderung wilayah selatan.

"Kemungkinan kalau berdasarkan lokasi dan mekanismenya itu sepertinya bukan sesar baribis," ujar Astyka saat dikonfirmasi Tribun via ponselnya, di Kota Bandung, Minggu (2/8/2020).

Menurutnya, dari tinjauan kedalaman, gempa itu dangkal dan lokasi pun tak jauh.

Pasalnya, sesar baribis jika diukur setidaknya kedalamannya 34 kilometer dan kemiringan ke arah selatan.

"Sesar baribis kira-kira 34,5 (km) maksimal ke selatan. Harusnya (gempa) ada di selatan Majalengka. Atau ke barat arah Subang, Purwakarta, dan seterusnya," katanya.

tribunnews
BPBD Kabupaten Indramayu saat melakukan asesmen berdasarkan laporan warga yang rumahnya mengaku rusak akibat gempa bumi, Senin (2/8/2020). (Istimewa)

Merujuk data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika hingga Asean Earthquake Information Center, dia menyakini gempa kemarin aktivitas merupakan sesar mendatar. Bukan berupa sesar naik.

"Dari kedalaman gempanya mungkin akan ada sesar dangkal daerah situ, tapi (itu) melihat mekanisme. Daerah itu saat ini belum ada menunjukkan sesar. Bahkan sesar aktif belum kami petakan. Jadi pertanyaan juga," ujarnya.

Dosen Teknik Geologi ITB itu menyampaikan gempa bumi kali ini bisa menjadi bahan kajian hingga penelitian.

Mengingat sesarnya belum ada.

Namun, bukti sejarah mencatat setidaknya peristiwa gempa akibat sesar paribis terjadi terakhir kali di Sumedang pada 1990.

Yakni, gempa bumi berkekuatan 5,5 Magnitude.

Selain itu, gempa 2,2 Magnitude pada 2012 arah selatan dari posisi gempa terbaru.

Serta, sekitar wilayah Indramayu pada 2013, berkekuatan 3,9 Magnitude.

"Misalnya dulu gempa Yogya atau gempa Pidie. Sampai gempanya muncul, kami belum melihat adanya sesar aktif. Mungkin harus jadi kewaspadaan semua," katanya.

Mengingat, katanya khusus daerah tektonik aktif seperti di Indonesia sumbernya relatif sukar terdeteksi.

Bahkan peta sumber gempa pun dinamis.

"Bisa jadi sesar yang terkubur tak terlihat di permukaan itu menyebabkan gempa. Karena belum bisa memastikan. Yang jelas warga dan pemerintah tetap tenang, namun waspada," ujarnya.

(tribunjabar.id)

Gempa Indramayu Sesar baribis


Loading...