Mengawasi Dengan Sangat Ketat, Pemkot Surabaya Melarang Masuk Hewan Kurban asal Daerah Endemik Antraks, ini Alasannya

Mengawasi Dengan Sangat Ketat, Pemkot Surabaya Melarang Masuk Hewan Kurban asal Daerah Endemik Antraks, ini Alasannya
Ilustrasi (Republika : Google)
Editor: Epenz Hot News —Minggu, 12 Juli 2020 13:16 WIB

Terasjabar.id – Pemerintah Kota Surabaya melarang masuk hewan kurban asal daerah endemik antraks. Beberapa daerah tersebut antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya, Yuniarto Herlambang, mengatakan, imbauan ini akan disampaikan kepada seluruh pedagang hewan kurban di Surabaya. Selain itu, pihaknya akan melakukan pengawasan ketat di tempat-tempat penjualan hewan kurban.

“Kami melarang pedagang menerima hewan kurban dari daerah endemik antraks. Pemeriksaan biasanya dilakukan di check point dan itu kewenangan provinsi. Kalau dari Jatim aman, sebab bebas antraks,” katanya, Minggu (12/7/2020).

Karena itu, pihaknya akan menurunkan tim untuk memeriksa kesehatan hewan kurban yang dijual pedagang dari luar daerah. Upaya tersebut untuk memastikan daging hewan kurban layak dikonsumsi warga Surabaya.

“Pemeriksaan akan kami mulai pada 13 Juli besok hingga 31 Juli mendatang. Pemeriksaan ini untuk menjaga agar hewan yang dipotong sehat dan dagingnya baik,” katanya.

Sebagai pelaksana teknis, DKPP kata Herlambang juga akan mendatangi titik penjualan hewan kurban untuk melakukan pemeriksaan hewan yang dijual.

“Mereka nanti akan mendapatkan kartu hasil pemeriksaan. Kartu itu jaminan bagi masyarakat yang akan membeli, bahwa hewan kurban di sana sudah diperiksa. Kalau ada yang sakit kita beri tanda dan kita sarankan agar tidak dijual,” ujarnya.

Menurut Herlambang, selama ini pedagang hewan umumnya berasal dari luar Surabaya. Untuk sapi, bisanya dipasok dari Probolinggo, Pasuruan, Banyuwangi, Kediri dan Madura. Sedangkan kambing berasal dari Gresik, Sidoarjo, Blitar.

“Berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, tidak ada penyakit yang terlalu fatal atau membahayakan. Hanya luka- luka ringan saja di perjalanan. Kemudian iritasi mata karena kena angin terus diare,” katanya.

Dia juga menyarankan kepada pembeli untuk selektif dalam memilih hewan kurban. “Hewan yang sehat sudah bisa dikenali dari penampilan fisiknya, di antaranya kulitnya mulus tidak kusam, tidak ada kotoran di matanya, cuping hidung lembab, gerakannya juga lincah, tidak lemes,” katanya.

Disadur dari iNews.id

Pandemi Virus Corona Pemkot Surabaya Hewan Kurban Endemik Antraks


Loading...