Wali Kota Bogor Menilai Penyediaan Bus Untuk Mencegah Penumpukan Penumpang KRL Jabodetabek di Stasiun Bogor Dinilai Belum Efektif

Wali Kota Bogor Menilai Penyediaan Bus Untuk Mencegah Penumpukan Penumpang KRL Jabodetabek di Stasiun Bogor Dinilai Belum Efektif
Ilustrasi (Detik News : Google)
Editor: Epenz Hot News —Senin, 6 Juli 2020 11:49 WIB

Terasjabar.id - Penyediaan bus untuk mencegah penumpukan penumpang kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek di Stasiun Bogor dinilai belum efektif. Indikasinya, antrean penumpang masih terjadi di Stasiun Bogor, Senin (6/7/2020) pagi.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, diferensiasi kapasitas KRL dengan bus berbeda. Hari ini penumpang KRL bisa mencapai 20.000 orang, sedangkan bus hanya berkapasitas 15 orang.

"Bus enggak bisa. Mau 1.000 bisnya, enggak bisa. Penumpang 20.000, kapasitas bus 15 orang. Siapa yang mau menyediakan bus, intinya evaluasi total kerja," ujar Bima saat memantau Stasiun Bogor, Senin (6/7/2020).

Dia menilai, salah satu penyebab terjadinya antrean di Stasiun Bogor karena sistem pengaturan jam kerja (sif) belum berjalan. Menurutnya, jumlah penumpang mendekati angka normal karena banyak sektor sudah dibuka di DKI Jakarta, sementara kapasitas gerbong KRL tetap dibatasi 35 persen.

"Bapak Menteri Perhubungan dan Gubernur DKI Jakarta pagi ini warga Bogor harus mengantre selama 1,5-2 jam untuk bisa masuk ke gerbong kereta. Bus yang kita siapkan sudah maksimal dan memang tidak bisa jadi solusi permanen," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba menyampaikan, antrean penumpang KRL di Stasiun Bogor terjadi sejak pukul 04.30 WIB.

"Terlihat ada peningkatan. Biasanya sampai pukul 09.00 WIB terdapat 12.000 penumpang dari Bogor. Kami memprediksi sepertinya ini bisa mencapai 15.000 penumpang," kata Anne.

Disadur dari iNews.id

Pandemi Virus Corona KRL Jabodetabek Stasiun Bogor Wali Kota Bogor


Loading...