Ini momentum untuk menjadikan kesadaran bersama dalam mengedepankan sikap tanggung jawab dan bijak saat akan mengembangkan kawasan pada tujuan apapun, terutama pada kontek kepariwisataan dan sub sub usaha lainnya dalam krangka pengembangan bisnis kawasan .
Masyarakat tentu tidak anti pada pembangunan terlebih akan berdampak pada tumbuhnya ekonomi kawasan yang lebih baik, apapun yang di bicarakan dan tulis hari ini pada peristiwa alam merupakan sikap cinta, hormat dan santun warga pada “Ibu bumi” yang terus menyusuinya.
Gunung adalah ibu kehidupan yang dalam banyak literasi telah melahirkan kebudayaan otentik lalu di hayati dengan segenap jiwa raganya. Tidak ada jarak batin antara eksistensi gunung dan warga yang hidup dari eksistensi gunung tersebut.
Maka sangatlah wajar, dari peristiwa longsor yang baru saja terjadi, ruang batin warga terusik dan peristiwa tersebut menjadi pintu untuk “mawas diri dan mengajak pada siapapun agar tidak diam dan memberi tanggapan dengan kapasitas masing masing.
Sikap dan tanggapan pemerintah daerah dan BTNGC harus menjadi pelopor utama di setiap ada “riak ekologis” Di kawasan gunung Ciremai.
Suara kritis dari berbagai pihak harus dijadikan Mitra yang saling menguatkan terutama dalam pemetaan bencana ke depan yang bisa terjadi jauh lebih hebat kalau tidak di antisipasi dari saat ini.