Moral bangsa tidak runtuh dalam sehari. Ia lelah perlahan, ketika empati jarang dilatih dan akal sehat jarang diajak berpikir panjang. Karena itu, melawan kelelahan moral bukan dengan kemarahan, tetapi dengan kesadaran. Memilih apa yang kita tonton, apa yang kita bagikan, dan apa yang kita perbincangkan, adalah tindakan etis di era digital.
Barangkali inilah saatnya kita bertanya, apakah perhatian kita masih milik nurani, atau sudah sepenuhnya diserahkan pada kebisingan?. Jika ruang publik terus dipenuhi hal remeh, jangan heran bila bangsa ini kehabisan tenaga untuk memikirkan hal yang penting.
Dan mungkin, memulihkan moral bangsa dimulai dari langkah paling sederhana, berani kembali perduli. ***


















