Sementara itu, CEO Hugency Academy Helmi Yahya membeberkan data Lens KPI dan Market Research Indonesia yang menyebutkan dampak AI di Indonesia mencapai kontribusinya sekitar 366 miliar dolar ke GDP atau PDB Indonesia pada tahun 2030 dan tingkat adopsi Generative AI-nya seluruh dunia Indonesia berada di posisi tiga.
“Hadirnya Hugency Academy ini sebagai bagian dari membantu Indonesia dalam rangka memberikan narasi baik kepada dunia serta banyak sekali nanti dampaknya dan juga untuk mendukung ekonomi kreatif, terutama dalam membuka lapangan tenaga kerja bagi generasi muda,” ungkap Helmi Yahya.
Melalui kehadiran pada peluncuran ini, Kementerian Ekraf menegaskan kembali fokusnya pada agenda Asta Ekraf, khususnya pengembangan talenta, penguatan infrastruktur digital kreatif, serta percepatan pemanfaatan teknologi mutakhir untuk meningkatkan daya saing nasional.
Hugency Academy diharapkan menjadi ruang pembelajaran baru bagi kreator Indonesia untuk menghasilkan karya berstandar global dan menciptakan peluang usaha lebih luas di subsektor digital dan aplikasi.
Acara peluncuran turut menghadirkan sejumlah tokoh kreatif dan pemimpin institusi, termasuk Kepala Kantor Staf Kepresidenan M. Qodari, serta perwakilan ekosistem industri digital Indonesia. Kolaborasi multipihak ini menunjukkan bahwa transformasi kreator digital memerlukan dukungan lintas sektor.***

















