Jika terus dibiarkan seperti ini, menurut Agus, selain berdampak kian kumuhnya lingkungan dan kemacetan, juga mengundang kerawanan sosial dan kamtibmas.
“Ya, jangan terlalu jauhlah di kolong jembatan tembok-temboknya dilukis dan ada taman mural dan ada mushola seperti di Kota Bandung, di kolong jembatan Tol Cisumdawu mah sementara ditertibkan agar tak kumuh,” ungkap Agus.
Hal senada dilontarkan Ketua BPD Cileunyi Wetan, Relly Ridwan yang kebetulan kawasan Simpang Susun Cileunyi masuk wilayah Desa Cileunyi Wetan.
“Betul, saat ini kawasan kolong jembatan Tol Cisumdawu kian kumuh dimana jadi terminal, muncul kios liar di sejumlah titik,” kata Relly.

Beberapa waktu lalu, tutur Relly, sempat ada gerakan “beberesih” di kolong jembatan dipimpin langsung Sekda Jabar, Herman Suryatman, namun gerakan tersebut tidak ditindaklanjuti.
“Solusi terbaik untuk menata, sekaligus penertibkan kawasan Simpang Susun Cileunyi (kolong jembatan tol) harus duduk bersama, desa, kecamatan,Pemkab Bandung, Pemprov Jabar, Jasa Marga dan pengelola Tol Cisumsawu, jangan saling lempar. Apalagi saat ini Cileunyi tak memiliki terminal,” tutup Relly.
Sebelumnya, Gubernur Jabar, Kang Dedi Mulyadi (KDM) melantik sejumlah ASN Pemprov Jabar di kolong jembatan Tol Cisumdawu yang kumuh penuh tumpukan sampah.
Gebrakan KDM ini melantik sejumlah ASN di kolong jembatan Tol Cisumdawu yang kumuh ini rupanya menyindir sejumlah pihak yang membiarkan kawasan Simpang Susun Cileunyi kumuh.
Faktanya, usai melantik sejumlah ASN Pemprov Jabar, KDM langsung memerintahkan Sekda Jabar Herman Suryarman untuk melakukan beberesih di kawasan Simpang Susun Cileunyi. Namun gerakan ini ternyata tak ditindaklanjuti.***