“Storytelling dalam pola perjalanan ini akan menjadi fondasi penting bagi calon pengusaha pariwisata untuk memahami kurasi produk dan mengembangkan usaha yang sesuai karakter destinasi,” katanya.
Menpar juga menyampaikan Kementerian Pariwisata melalui Badan Pelaksana Otorita di Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Yogyakarta akan mendorong penguatan pelaku UMKM yang berada di dalam kawasan pengembangan prioritas tersebut.
Selain itu, program kolaborasi lintas kementerian bertajuk S’RASA akan diperkuat untuk mendukung keberadaan restoran Indonesia di luar negeri sebagai bagian dari diplomasi kuliner dan pengenalan budaya Indonesia.
“Kami juga akan menampilkan UMKM dan produk kreatif yang relevan dalam berbagai agenda pemasaran, termasuk program co-branding Wonderful Indonesia,” ujarnya.
Menurut Menpar, pemanfaatan karya UMKM dan pelaku ekonomi kreatif yang terhubung dengan pariwisata berdampak strategis dalam membangun koneksi emosional yang mampu meningkatkan minat wisatawan mancanegara terhadap Indonesia.
“Kementerian Pariwisata berkomitmen menyediakan ruang seluas-luasnya bagi UMKM dan pelaku seni melalui dukungan event dan berbagai kegiatan pemasaran,” katanya.
Menanggapi paparan tersebut, Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mendorong Kementerian Pariwisata untuk merumuskan program kerja yang lebih detail dan terstruktur dengan fokus kuat pada pemberdayaan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif yang berada di sektor pariwisata.
“Kami juga mendorong agar Kementerian Pariwisata memaksimalkan potensi wisata berbasis komoditas lokal seperti kopi dan kekayaan alam lainnya sebagai daya tarik yang memperkuat nilai ekonomi pariwisata nasional,” ujarnya.
Rapat kerja ini turut dihadiri Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ernawati (Ni Luh Puspa), Sesmenpar Bayu Aji, serta pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Pariwisata.***
















