TERASJABAR.ID – Unjuk rasa para pengemudi bus pariwisata dan masyarakat yang mengandalkan usaha wisata di Gedung Sate, Senin (21/7/2025) kemarin tidak ditanggapi oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Kang Dedi Mulyadi (KDM), sapaan Dedi Mulyadi ini bergeming, melalui jawabannya lewat sebuah video yang diunggahnya di media sosial pribadinya. KDM pun menjelaskan soal larangan study tour pelajar yang dikeluarkannya sejak awal tahun 2025.
“Hari kemarin ada aksi demonstrasi di Gedung Sate bahkan melakukan blokade jalan di Jembatan Pasupati mereka adalah para pelaku usaha jasa kepariwisataan baik penyelenggara travel, kemudian sopir bus, para pengusaha bus, mendesak saya mencabut SK larangan study tour,” tutur KDM.
“Yang dilarang itu kegiatan study tour yang kemudian dengan demonstrasi itu menunjukkan semakin jelas bahwa kegiatan study tour itu sebenarnya kegiatan piknik, kegiatan rekreasi bisa dibuktikan yang demonstrasi para pelaku jasa kepariwisataan,” katanya.
“Jadi, sikap saya akan tetap berpihak pada kepentingan rakyat banyak menjaga kelangsungan pendidikan dan mengefisienkan pendidikan dari beban biaya yang tidak ada keterkaitannya dengan karakter dan pertumbuhan pendidikan Pancawaluya,” ujarnya yang berarti bergeming alias keukeuh takkan mencabut larangan study tour.
Bapa mah Duda
Berdasarkan pantauan saat demo, tanggapan warga pun beragam, bahkan ada spanduk yang sempat dibawa ke Gedung Sate, kembali diunggah di media sosial (medsos) dan mendadak viral.
Dalam unggahan di instagram pada akun bernama @thohir_leader, muncul spanduk kontroversial bertuliskan, “Kedah bijak ngadamel aturan, Bp mah duda, abi mah boga keluarga.”
Kalimat berbahasa Sunda itu berarti, “Harus bijak membuat aturan, bapak (KDM) itu duda, saya mah punya keluarga.”