Di ruas jalan ini ada rest area The Giondang Park, di sebelah Museum Gula Jawa Tengah. Ini adalah tempat wisata di komplek Pabrik Gula Gondang Baru. Di pintu masuk ada miniatur lokomotif yang biasa digunakan untuk mengangkut tebu.
Setelah sempat berhenti sebentar, saya kembali melaju. Disambut tugu batas kota Klaten. Ketemu lampu merah, saya cukup terhibur dengan atraksi pengamennya. Mereka melakukan atraksi kuda lumping. Suara peletar cemetinya bikin keder juga.
Pas waktu Zhuhur saya tiba di Alun-alun Klaten. Matahari pas di puncaknya. Puanase poll. Mencapai 33 derajat celcius. Saya langsung melipir ke Masjid Raya yang ada di samping Alun-Alun. Neduh, shalat, dan ngagoler.
Lama juga saya di masjid Raya Klaten ini. Lewat Asar baru saya bergerak. Tujuan saya adalah teman-teman komunitas Kadal (Klaten Federal) dan komunitas Kapital (Klaten Pit Federal). Saya berencana rest di salah satunya.
Namun saat di parkiran, tiba-tiba terlintas untuk ke stasiun terlebih dahulu. Saya ingin memastikan tempat penitipan sepeda selama beberapa hari pulang dulu ke Bandung.
Saat melihat kesibukan Stasiun Klaten dan kebetulan ada kereta Prameks, saya baru menyadari kemarin selama dua hari di Jogja ternyata saya sama sekali tidak melewati jalan Malioboro. Jalan legendaris untuk orang dari luar Jogja. Tidak juga melipir ke kawasan Kilometer Nol, yang menjadi spot favorit untuk foto-foto orang dari luar Jogja.
Ini diluar kebiasaan. Berkali-kali saya ke Jogja sebelumnya, pastilah ada ke Malioboronya.
Klaten, 04 Mei 2025