Aktifnya gelombang Rossby dan Kelvin diketahui meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, dan Papua.
Sementara itu, MJO berkontribusi pada peningkatan potensi hujan dengan intensitas tinggi hingga sangat tinggi, terutama di wilayah Jawa, Kalimantan, serta sebagian Sulawesi dan Papua.
Pada periode ini juga terpantau adanya bibit siklon di sekitar wilayah Indonesia yang terus dimonitor oleh Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG.
BMKG telah menyampaikan imbauan kewaspadaan dini melalui Koordinator Provinsi atau Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah, khususnya di wilayah yang berpotensi terdampak peningkatan curah hujan, antara lain Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Bengkulu, dan Lampung.
Informasi tersebut terus diperbarui secara berkala untuk menjaga akurasi prakiraan cuaca.
Pada sektor transportasi udara, BMKG mendeteksi potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus yang perlu diwaspadai selama periode Nataru.
Pada Desember 2025, rute penerbangan yang berisiko terdampak meliputi wilayah Laut Natuna, Selat Karimata bagian selatan, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Banda, serta Papua bagian utara.
Sementara itu, pada Januari 2026, potensi awan Cumulonimbus diprakirakan terjadi di rute penerbangan di sekitar Samudra Hindia barat Sumatra hingga selatan Nusa Tenggara, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Banda, Laut Arafura, serta wilayah Papua.
















