Bisa Lebih Tinggi
Pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi menambahkan pertumbuhan ekonomi Jabar pada 2025 masih bisa lebih tinggi dari 2024, dengan syarat penghematan anggaran APBD Jabar dipergunakan untuk mendorong pertumbuhan sektor riil.
“Dari sisi fiskal ada dampak penghematan anggaran terhadap berbagai aktivitas sektor usaha, sehingga kita harus memastikan shifting anggaran atau efisiensi betul-betul memiliki daya ungkit terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Menurutnya, perlu ada diversifikasi sektoral agar bisa menopang pertumbuhan ekonomi dengan mendorong sektor industri, sektor pertanian dan sektor perdagangan sebagai 3 sektor terbesar.
Tentunya perlu juga langkah-langkah mendorong sektor-sektor potensial, seperti sektor jasa akomodasi dan makan minum, sektor transportasi dan pergudangan, dan sektor properti.
“Saya kira dari sisi sektoral itu langkah makronya. Langkah mikronya perlu diupayakan agar sektor-sektor potensial bisa didorong lebih kuat untuk mengimbangai peran tiga sektor terbesar itu,” tambah Acu.
Secara regional, peran pemerintah kabupaten-kota dalam mendorong pertumbuhan ekonomi juga diperkuat berbasis tematik, sehingga sektor-sektor utama di daerah harus didorong dengan kebijakan lokal yang lebih kuat.
Dari sisi pengeluaran diharapkan inflasi bisa stabil sehingga konsumsi rumah tangga bisa optimal mendorong pertumbuhan ekonomi, begitu juga investasi.
Dua komponen itu, menurut Acu, harus terus didorong sebagai lokomotif, meski kinerja perdagangan luar negeri Jabar terlihat berjalan lamban meski tumbuh positif, namun minim diversifikasi komoditas dan jangkauan wilayah pasar non tradisional.
“Akan ada lompatan besar kalau kita dapat mengembangkan hilirisasi industri komoditas pertanian, perkebunan dan perikanan serta kehutanan,” ujarnya.***