TERASJABAR.ID – Anggota Komisi XII DPR RI, Ateng Sutisna, menyoroti seriusnya gangguan pasokan listrik dan kelangkaan BBM di wilayah terdampak banjir serta longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Ia menilai krisis energi tersebut telah memicu antrean panjang di SPBU, menghambat distribusi bantuan, dan mendorong munculnya oknum yang menjual BBM dengan harga tidak wajar.
“Listrik padam berhari-hari dan distribusi BBM yang tersendat bukan sekadar masalah teknis. Ini menyangkut keselamatan warga dan kelancaran penanganan darurat. Pemerintah tidak boleh lambat merespons situasi seperti ini,” kata Ateng, sebagaimana ditulis Parlementaria pada Jumat, 5 Desember 2025.
Menurutnya, kondisi darurat ini menuntut respons cepat, terpadu, dan terukur dari pemerintah agar kebutuhan energi bagi masyarakat, tenaga medis, relawan, dan layanan publik tetap terpenuhi.
Ateng menegaskan bahwa pemadaman listrik berhari-hari dan hambatan distribusi BBM bukan sekadar persoalan teknis, tetapi menyangkut keselamatan warga.
BACA JUGA: Kerusakan Lingkungan Picu Bencana, DPR Minta Pemerintah Tinjau Kembali Izin Hutan
Ia mengingatkan pemerintah untuk tidak lamban mengambil langkah.
Di sejumlah lokasi, SPBU tidak bisa beroperasi akibat listrik padam, sehingga suplai terganggu ketika pasokan baru masuk.
Bahkan ditemukan praktik penjualan Pertalite hingga Rp30.000 per liter, yang menurut Ateng harus segera dihentikan melalui pengawasan dan penindakan tegas.
Ia mendesak pemerintah pusat, pemda, PLN, Pertamina, dan aparat lapangan untuk mempercepat pemulihan listrik dan membuka akses distribusi di daerah yang terisolasi.
Ateng juga mendorong penerapan relaksasi pembelian BBM dan LPG bersubsidi, termasuk pelonggaran aturan barcode serta optimalisasi operasional SPBU, dengan tetap menjaga distribusi tepat sasaran.
Ateng memastikan Komisi XII DPR akan mengawal percepatan pemulihan energi dan memastikan distribusi BBM benar-benar memenuhi kebutuhan warga.
Ia menegaskan bahwa negara harus hadir secara penuh untuk masyarakat yang sedang menghadapi bencana.-***















