Berdasarkan Kode Disiplin Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), tindakan melempar benda ke arah wasit dapat diklasifikasikan sebagai “tindakan kekerasan” atau “percobaan penyerangan”. Jika laporan wasit menyebut insiden Rüdiger sebagai “percobaan penyerangan”, sanksi maksimal 12 pertandingan bisa diberikan.
Namun, jika dianggap sebagai “tindakan tidak sportif” atau “pelanggaran ringan”, larangan bermain bisa berkisar antara 4 hingga 8 pertandingan. Sanksi ini kemungkinan akan berlaku untuk kompetisi domestik, termasuk La Liga dan Copa del Rey musim depan, tetapi tidak memengaruhi partisipasi Rüdiger di Liga Champions.
Komite Disiplin RFEF dijadwalkan akan meninjau laporan wasit dan bukti video pada 29 April 2025 untuk menentukan sanksi. Real Madrid, melalui pelatih Carlo Ancelotti, dikabarkan akan mengajukan banding jika sanksi dianggap terlalu berat.
Ancelotti sendiri mengomentari insiden tersebut dengan nada meredam, menyatakan, “Emosi di laga seperti ini wajar, tapi kami harus menghormati keputusan wasit. Kami akan menunggu keputusan resmi.”
Dampak bagi Real Madrid
Jika Rüdiger benar-benar diskors untuk 12 pertandingan, ini akan menjadi pukulan besar bagi Real Madrid. Bek berusia 32 tahun ini adalah pilar utama di lini belakang Los Blancos, dikenal karena agresivitas, kemampuan duel udara, dan kepemimpinannya.
Dengan David Alaba yang masih dalam pemulihan cedera dan Éder Militão yang baru kembali ke performa terbaik, absennya Rüdiger akan memaksa Ancelotti mengandalkan bek muda seperti Raúl Asencio atau opsi darurat seperti Aurélien Tchouaméni di posisi bek tengah.