TERASJABAR.ID – Haul Ke 155 Eyang Kiyai Hasan Maolani yang dikenal sebagai Eyang Menado, di Desa Lengkong, Kec. Garawangi, Kab. Kuningan, ditandai tabligh akbar dengan menghadirkan KH. Musthopa Aqil Sirodj, Senin (29/12/2025).
Yayat Nurhidayat Pengurus Rumah Adat Eyang Hasan Maolani, di sela kegiatan, menuturkan, tujuan dari acara Haul ini guna mengenang jasa-jasa Eyang ketika menyebarluaskan syiar Islam kepada ribuan santri di masa penjajahan Belanda. Saat perang kemerdekaan, Eyang Hasan Maolani selalu membakar semangat para santri untuk melakukan perlawan terhadap kaum penjajah Belanda. Karena dianggap sangat berbahaya bagi Belanda, akhirnya Eyang diasingkan ke Menado Sulawesi.
Sementara rumah adat khas Sunda kini menjadi saksi bisu perjalanan hidup dan perjuangan Eyang Hasan Maolani ketika melawan kaum penjajah.
Rumah adat ini dikenal sebagai petilasan tempat Eyang mengajar agama Islam terhadap para santri dari berbagai daerah.
Rumah Adat yang dibangun ratusan tahun silam itu, berupa rumah panggung yang berdiri di atas fondasi kayu kokoh. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu yang tersusun rapi, sementara atapnya menggunakan genteng merah. Di dekat bangunan utama, terpasang papan informasi bertuliskan Rumah Adat Eyang Hasan Maolani lengkap dengan sejumlah aturan bagi pengunjung.
Untuk memasuki rumah adat ini, pengunjung harus menaiki tangga kayu. Begitu melangkah ke dalam, suasana sejuk langsung terasa. Bagian dalam rumah terbagi ke beberapa ruangan. Di ruang utama, terlihat hamparan karpet tebal yang biasa digunakan untuk beribadah. Di sampingnya terdapat pintu kayu berwarna hitam dengan ukiran bermotif khas yang menghubungkan ke ruangan lain.
Pintu ruang tersebut juga dilapisi karpet, berdinding bambu, dan dilengkapi jendela kayu. Selain itu, terdapat satu ruangan khusus yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah peninggalan Eyang Hasan Maolani. Sejumlah benda yang masih tersimpan hingga kini di antaranya terompah, kursi, tongkat, jubah, kitab, dan botol.
Atas perjuangannya dimasa penjajahan Belanda kata Yayat Nurhidayat, beberapa tahun silam Eyang Hasan Maolani, pernah diusulkan ke Presiden RI untuk dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional. Namun sayangnya dari pihak pemerintah pusat kurang memberi respons.*

















