Partisipasi aktif dari masyarakat sekitar, termasuk tokoh masyarakat dan anggota PRIMA, menjadi kunci suksesnya kegiatan ini. Mereka tidak hanya membantu dalam proses pemasangan pintu air, tetapi juga memberikan masukan dan dukungan penuh terhadap upaya penanggulangan banjir di wilayah mereka.
“Masyarakat sekitar sangat menyambut positif kegiatan ini, karena wilayah tersebut sering mengalami genangan parah yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Dengan adanya pintu air ini, kami berharap kehidupan kami akan menjadi lebih baik,” ungkap Tri yang juga tokoh masyarakat Dayeuhkolot ini.
Selain pemasangan pintu air di Sukabirus, Panitia Pentahelix Penanganan Banjir Dayeuhkolot juga melakukan normalisasi drainase di sepanjang Jalan Mengger, Kelurahan Pasawahan.
Upaya normalisasi drainase ini bertujuan untuk memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik dan tidak tersumbat oleh sampah atau sedimentasi tanah. Tak hanya itu, panitia juga melakukan pembersihan saluran pembuangan di kawasan Sukabirus untuk memperlancar aliran air.
“Kami menyadari bahwa penanggulangan banjir membutuhkan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, kami tidak hanya fokus pada pemasangan pintu air dan normalisasi drainase, tetapi juga melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan,” pungkas Tri Rahmanto.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Panitia Pentahelix Penanganan Banjir Dayeuhkolot berharap dapat memberikan solusi nyata bagi permasalahan banjir yang selama ini menghantui warga Dayeuhkolot. Kolaborasi yang solid antara berbagai pihak menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut.(**)

















