KONSOLIDASI BUMN PERTAHANAN
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah perlu segera mengembangkan program baru sehubungan berakhirnya Minimum Essential Force (MEF) pada 2024 yang lalu.
Selain itu, konsolidasi BUMN pertahanan melalui pembentukan holding DEFEND ID pada 2022 menjadi tonggak penting. Holding ini mengintegrasikan beberapa BUMN pertahanan yaitu PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Dahana, dan PT LEN. DEFEND ID ditargetkan masuk dalam 50 besar perusahaan pertahanan dunia pada 2030 dengan fokus pada pengembangan teknologi utama seperti kendaraan tempur, kapal perang, pesawat terbang, hingga sistem elektronik pertahanan.
INDUSTRI PERTAHANAN SWASTA
Industri pertahanan swasta harus dilibatkan dan diharapkan berperan lebih aktif sebagai bagian penting dari ekosistim industri pertahanan nasional, serta mendukung 10 program prioritas nasional yang digagas oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) seperti propelan dan pesawat tanpa awak.
Offset dan alih teknologi dalam setiap kerja sama pengadaan luar negeri juga sangat penting untuk dilakukan. Program kerja sama pengembangan pesawat tempur KF-21 dengan Korea Selatan, serta rencana akuisisi kapal selam dengan transfer teknologi, merupakan bagian dari strategi ini.
Selain itu, penguatan riset dan pengembangan pertahanan di dalam negeri terus didorong melalui Universitas Pertahanan (Unhan) dan pusat-pusat litbang di bawah BUMN maupun TNI.