Sementara Kepala SD Legok Hayam, Nendi Rohaendi mengatakan, siswa yang keracunan adalah mereka yang mendapatkan shift siang. “Saat itu, petugas dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) membagikan makanan program MBG sebanyak 300 porsi,” katanya.
Menurut Nendi, sekolah menerapkan dua shift. Siswa pagi datang pada pukul 08.00 WIB dan siswa siang mulai masuk pukul 11.00 WIB.
Puluhan siswa yang diduga keracunan, kata Nendi sebagian besar siswa kelas tiga dan empat. Program MBG tersebut dimulai Selasa (19/8/2025) lalu dan tak ada kejadian keracunan, terutama di kalangan siswa yang mengikuti shift pagi.
“Alhamdulillah siswa dari hari Selasa sampai Kamis lancar baik-baik saja. Ternyata yang terdampak adalah siswa yang masuk shift siang,” ungkapnya.
Siswa yang masuk shift siang, sambung Nendi mulai mengonsumsi makanan tersebut sekitar pukul 13.00 WIB.
Nendi pun sempat mencatat bahwa banyak siswa yang membawa makanan program MBG ke rumah masing-masing. “Saya mendapatkan informasi bahwa salah satu menu, terutama sayuran, sudah basi,” katanya.
Ia menegaskan, pihak sekolah telah berupaya menerapkan prosedur yang benar dalam program MBG. “Sebanyak 12 siswa yang mengalami keracunan telah dibawa ke klinik, Puskesmas terdekat dan RSUD Ujungberung.
“Kami meminta pihak SPPG untuk mengevaluasi penyajian makanan tersebut. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak MBG untuk memastikan apakah ada kendala dalam packing atau penyajian,” ujarnya.