Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Doddy Rahadi menjelaskan, penguatan pendidikan vokasi merupakan bagian penting dari SBIN, yang memberi penekanan pada pengembangan SDM industri berdaya saing tinggi.
Menurutnya, sektor-sektor prioritas nasional saat ini membutuhkan sumber daya manusia dengan keterampilan baru yang relevan dengan teknologi mutakhir.
“Kita harus menjawab kebutuhan masa depan. Target pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi tidak mungkin tercapai kalau SDM-nya masih seperti dahulu. SDM harus produktif, terampil, kompeten, dan berorientasi global,” ujarnya.
Doddy menegaskan, pendidikan vokasi Indonesia tidak boleh terbatas pada penyedia tenaga kerja untuk industri domestik, tetapi harus menjadi bagian penting dari ekosistem industri global, baik melalui kompetensi teknis, mobilitas tenaga kerja, maupun jejaring profesional.
Komitmen tersebut tampak pada penyelenggaraan wisuda serentak yang melepas sebanyak 2.993 lulusan dari 11 politeknik dan 2 akademi komunitas milik Kemenperin.
Para lulusan ini tidak hanya disiapkan untuk memasuki industri nasional, tetapi juga diarahkan agar mampu bersaing di pasar global melalui kombinasi kompetensi teknis, sertifikasi profesional, kemampuan bahasa, dan pemahaman budaya kerja internasional.
“Penyerapan lulusan vokasi Kemenperin yang secara konsisten menunjukkan kinerja tinggi menjadi bukti keberhasilan pendekatan link-and-match dan peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan industri modern,” ungkap Doddy.***















