TERASJABAR.ID – Penguatan pendidikan vokasi merupakan strategi utama dalam membangun industri nasional yang bernilai tambah tinggi, berkelanjutan, dan berdaya saing global.
Langkah ini selaras dengan arah Asta Cita pemerintah dan Strategi Baru Industrialisasi Nasional yang menitikberatkan pada peningkatan nilai tambah, inovasi teknologi, serta transformasi industri berbasis keberlanjutan.
“Pendidikan vokasi adalah investasi untuk masa depan. Dengan SDM yang kompeten dan unggul, industri kita akan tumbuh lebih produktif, resilien, dan berdaya saing global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers Kemenperin, Selasa (9/12/2025).
Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus memperkuat sinergi pendidikan dan industri melalui standardisasi kompetensi, pemagangan, sertifikasi, serta modernisasi sarana pembelajaran agar mampu menjawab kebutuhan industri masa depan.
Dalam rangka memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok dunia, pemerintah mengembangkan agenda “vokasi go global” yang mengarahkan pendidikan vokasi pada standar kompetensi internasional, literasi teknologi maju, dan kemampuan adaptif terhadap dinamika pasar global.
Melalui pendekatan ini, Kemenperin mendorong penguatan kurikulum yang mengacu pada standar industri internasional, penerapan sertifikasi profesi berlevel global, perluasan kemitraan strategis dengan industri mancanegara, serta fasilitasi mobilitas tenaga kerja terampil lintas negara.
Tidak hanya itu, lulusan vokasi juga didorong membangun jejaring alumni berskala global untuk memperkuat konektivitas industri dan memperluas peluang kerja maupun kolaborasi bisnis internasional.
Model ini dirancang untuk mendukung Indonesia masuk ke rantai pasok global pada sektor-sektor strategis seperti semikonduktor, kecerdasan buatan, otomasi industri, energi hijau, serta manufaktur berkelanjutan.

















