Reaksi Warganet Insiden ini langsung memicu diskusi di X, dengan banyak pengguna yang bingung atas reaksi berlebihan sang pelanggan. Seorang pengguna dengan akun @V3g3L menulis, “Ada yang bisa jelaskan, si penjual lemon bilang haturnuhun, hati-hati ibu, malah si pembeli marah sampe si penjual dibilang teroris isis, karena hati-hati dianggap ancaman. Gw bingung ada masalahnya apa ibu itu sampe meledak-ledak gitu
” Pengguna lain, @Piyusaja2, bahkan berspekulasi bahwa pelanggan mungkin memiliki pandangan tertentu, dengan menyebutnya sebagai “penganut agama Nusantara” atau “kaum Islamofobia,” meski tidak ada bukti yang mendukung klaim ini.
Warganet lainnya mencoba menganalisis kemungkinan penyebab kemarahan pelanggan. Ada yang menduga ucapan “hati-hati” disalahartikan sebagai ancaman, meskipun konteksnya jelas hanya sebagai bentuk sopan santun. Beberapa pengguna juga menyayangkan sikap pelanggan yang dianggap berlebihan, dengan komentar seperti, “Cuma bilang hati-hati kok sampai dikatain teroris, apa kabar dunia ini?”
Makna di Balik Ucapan “Hati-Hati”
Ucapan “hati-hati” adalah frasa umum dalam budaya Indonesia, sering digunakan untuk menunjukkan perhatian atau harapan agar seseorang selamat dalam perjalanan. Dalam konteks penjual-pelanggan, ucapan ini biasanya merupakan bentuk keramahan. Namun, insiden ini menunjukkan bagaimana sebuah kata sederhana bisa disalahartikan, terutama jika ada faktor emosional atau prasangka tertentu yang memengaruhi persepsi seseorang.
Spekulasi di X menyebutkan kemungkinan adanya miskomunikasi atau sensitivitas tertentu dari pelanggan, tetapi tidak ada informasi resmi yang menjelaskan motif di balik kemarahan tersebut. Beberapa warganet juga mengaitkan insiden ini dengan isu intoleransi atau stereotip tertentu, meskipun klaim ini tetap bersifat spekulatif dan tidak dapat dipastikan kebenarannya.