Dalam kasus pasutri ini, kentang yang mereka konsumsi diduga disimpan terlalu lama di tempat terbuka, terpapar sinar matahari, sehingga memicu pembentukan solanin. “Kentang hijau atau bertunas tidak boleh dimakan begitu saja. Bahkan mengupasnya belum tentu aman jika racun sudah menyebar ke daging kentang,” ujar seorang ahli gizi dari Universitas Tokyo, seperti dikutip dari laporan lokal.
Fakta dan Mitos tentang Kentang Bertunas
Banyak yang bertanya, apakah kentang bertunas benar-benar berbahaya? Berikut fakta berdasarkan sumber terpercaya:
- Beracun jika Bertunas Banyak: Kentang dengan satu atau dua tunas kecil masih bisa dimakan jika tunas dan bagian hijau dikupas menyeluruh. Namun, jika tunas banyak atau kentang sudah hijau, sebaiknya dibuang
- Gejala Keracunan Solanin: Mual, muntah, diare, sakit kepala, kejang, hingga gangguan saraf. Pada kasus parah, seperti yang dialami pasutri WNI, bisa berujung fatal.
- Penyimpanan yang Salah: Kentang harus disimpan di tempat gelap, sejuk (7–10°C), dan kering untuk mencegah pertumbuhan tunas. Paparan cahaya atau suhu rendah meningkatkan produksi glikoalkaloid
Mitos bahwa kentang bertunas selalu aman jika dimasak juga terbantahkan. Solanin tidak hilang meski direbus, digoreng, atau dipanggang, sehingga pencegahan adalah kunci.