TERASJABAR.ID – Penanganan masalah banjir yang setiap tahun terjadi di Jabar saat memasuki musim penghujan, terutama di berbagai wilayah di Bandung Selatan, memerlukan strategi jangka panjang yang fundamental, holistik dan bukan hanya terfokus pada jenis konstruksi jembatan.
“Keinginan Gubernur Jabar agar jembatan-jembatan konstruksinya dibuat melengkung, bukannya lurus, hanya satu strategi mitigasi banjir jangka pendek. Ini hanya salah satu ikhtiar saja, harus dibarengi dengan upaya lain,” kata anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat yang membidangi pembangunan, Drs. H. Yod Mintaraga, MPA, saat diminta pendapatnya, di Tasikmalaya, Selasa (18/11).
“Tolong jangan saya dibenturkan dengan gubernur seolah-olah ga setuju jembatan melengkung ya. Hanya saja, upaya itu tak akan mengurangi dampak banjir jika hanya itu yang dilakukan. Apa artinya jembatan melengkung, tapi sedimentasi tak dikeruk, atau reboisasi tak dilakukan di bagian hulu, atau buang sampah masih sembarangan, atau warga masih membuat bangunan di bibir sungai, dan sekian banyak hal lain yang perlu dilakukan,” jelas politisi kawakan Partai Golkar ini.
Usulan gubernur ini, menurut Yod, harus dipandang sebagai salah satu upaya untuk meminimalisasi dampak banjir. Agar arus sungai tak membentur hingga merobohkan jembatan, sekaligus agar aliran air mengalir lancar ke hilir. “Kan yang namanya banjir bukan karena jembatan salah konstruksi. Begitu banyak faktornya, sehingga gubernur, bupati dan walikota mesti mencari tahu, apa hal mendasar dan prioritas yang harus dilakukan,” tegas Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jabar ini*
















