Bulan Juni tahun 2025 ini, berdasarkan laporan peringatan Hari Lahir Pancasila 2025, beberapa kota di Indonesia menonjol dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila melalui praktik nyata, kebijakan, dan partisipasi masyarakat.
Meskipun tidak ada gelar resmi “kota paling Pancasila”, kota-kota tersebut antara lain Magelang, Kuningan termasuk Kota Bandung, dianggap sebagai teladan berdasarkan komitmen ideologis, akar historis, inovasi program,dan capaian kongkret. Khusus Kota Bandung unik karena punya “modal historis” yang tidak dimiliki kota lain yakni Penjara Banceuy dan Konferensi Asia Afrika 1955.

Berdasarkan analisis mendalam terhadap praktik, kebijakan, dan partisipasi masyarakat Kota Bandung dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, ditinjau dari komitmen pemerintah, inovasi program, akar historis, dan tantangan kontemporer, Bandung layak dianggap sebagai salah satu kota yang “dinamis” merepresentasikan semangat Pancasila.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan melalui pendekatan ” Living Ideology” menekankan Pancasila sebagai “ruh spiritual dan moral” yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan sekadar hafalan. Ia mengkritik birokrasi yang legalistik tanpa moralitas dan mendorong keadilan berbasis “kepatutan” (equilibrium), bukan sekadar kesetaraan.

Beredar luas di medsos, ada pegiat Pesbuk yang mengunggah status tentang daerah yang dianggap “paling pancasila”. Disebut kan bahwa di daerah Cicadas tepat nya di jalan Asep Berlian ada nama gang yang memakai simbol simbol dari lima sila pancasila. Gang tersebut adalah Gang. Banteng, Gang. Rantai, Gang Padi Kapas, Gang. Beringin, Gang. Perisai, Gang. Bintang dan Gang. Garuda, serta Gang Proklamasi.