Herman mengungkapkan, upaya penataan di kawasan Simpang Susun Cileunyi, selain sesuai arahan KDM, juga bertujuan supaya lingkungan tetap terjaga, termasuk agar area tersebut lebih indah dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Membongkar warung-warung kumuh dan kaki lima (PKL), untuk kemudian direlokasi dan ditata ke tempat yang lebih baik agar kawasan Simpang Susun Cileunyi tertib dan indah,” terangnya.
“Pemprov Jabar akan melakukan pemberdayaan para pelaku usaha dan masyarakat sekitar kolong jembatan Tol Cisumdawu agar berpola hidup bersih, tertib dan produktif,” tukas Herman.
Meski Pemprov Jabar berencana menertibkan angkot yang mengetem liar, namun belum ada penjelasan detil terkait pengelolaan ke depannya seperti apa.

Maraknya angkot mengetem kerap jadi sumber kemacetan. Pasalnya, kawasan Simpang Susun Cileunyi ini menjadi akses kendaraan dari sejumlah arah, yang melintas pun mulai dari roda dua hingga empat bahkan lebih seperti truk, bus dengan volume tinggi.
Padahal, infrastruktur di Kabupaten Bandung bagian Timur, saat ini sudah semakin berkembang, seperti berdirinya Tol Cisumdawu hingga megahnya Stasiun Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) Tegalluar, Whoosh.