TERASJABAR.ID – Kementerian Komunikasi dan Digital meningkatkan kolaborasi lintas sektor untuk meredam hoaks yang mengganggu ruang digital.
Wamenkomdigi Nezar Patria menegaskan penanganan hoaks membutuhkan kerja bersama lintas sektor.
“Kita melihat misinformasi dan disinformasi tumbuh subur di media sosial dan membawa ancaman mulai dari kohesi sosial sampai kehidupan berbangsa,” ungkapnya dalam SindoNews Sharing Session di Universitas Tarumanagara, Jakarta.
Ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 143 juta pengguna aktif media sosial dan 230 juta pengguna internet.
Kondisi ini membuat ruang digital menjadi arena interaksi sosial, ekonomi, dan politik.
Namun pertumbuhan tersebut diikuti lonjakan hoaks.
“Sepanjang 2024 terdapat 1923 konten hoaks yang ter-capture oleh Komdigi. Itu puncak gunung es. Sesungguhnya tentu saja lebih banyak,” ujarnya.
Wamen Nezar menyoroti temuan survei bahwa 11,9 persen responden mengakui pernah menyebarkan hoaks.
“Masalahnya bukan hanya pada supply hoaks. Ada kerentanan di masyarakat. Seseorang mungkin tahu berita itu palsu tetapi tetap membagikannya karena faktor lain seperti motivasi partisan atau emosi,” tegasnya.














