Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang bercucur air mata mendengar laporan banyaknya anak anak sekolah yang mengalami keracunan.
Secara tulus Nanik S Deyang meminta maaf sekaligus berjanji melakukan evaluasi total untuk melakukan perbaikan agar tidak terjadi lagi.
Permohonan maaf dari wakil Kepala BGN ini menunjukan ketulusan hati bukan karena dia merasa bertanggungjawab sebagai pejabat BGN, tetapi lebih dalam lagi yakni dari lubuk hati seorang ibu.
Sangat kontras dengan ucapan Kepala Badan Gizi Nasional yang mengatakan angka keracunan massal yang menimpa ribuan anak sekolah masih dianggap wajar. Tidak ada empati sama sekali.
Forum Wartawan Kebangsaan (FWK) yang beranggotakan ratusan orang mengaku prihatin terhadap Kepala BGN yang menyikapi keracunan massal sebagai hal yang wajar.
Ketua FWK Raja Parlindungan Pane mengucapkan terimakasih pada Nanik Deyang yang cepat tanggap sekaligus menjanjikan untuk segera melakukan perbaikan.
Raja percaya pada kemampuan Nanik Deyang, bukan hanya karena dia pernah bergelut di dunia wartawan saja, tetapi Deyang adalah sosok yang memiliki talenta kepemimpinan yang baik.
Apa yang disampaikan FWK benar, saat keresahan akibat keracunan massal terjadi hampir merata di tiap kota, Deyang dengan sigap dan cepat tampil menjadi peredam keresahan. Tangisan Deyang menjadi obat mujarab keresahan sekaligus menjadi peredam emosi masyarakat.
BEBERAPA SOLUSI
Ada banyak masukan dari berbagai kalangan yang menyampaikan solusi agar tidak terulang kejadian seperti ini.
Salah satu masukan adalah meniru program MBG yang dilakukan di Cina. ATM (Amati Tiru Modifikasi). Di Cina setiap sekolah dilibatkan sehingga program MBG dikelola setiap sekolah. Pelaksanaan makan dilakukan secara prasmanan sehingga makanan yang tersaji terkontrol dan tidak basi.
Usulan untuk melibatkan sekolah ini disampaikan banyak kalangan mulai dari pendidik, politisi, orang tua murid dsb.
Sedangkan BGN sendiri memiliki konsep untuk