Dedi Mulyadi, dalam pernyataannya, tetap mempertahankan larangan study tour dengan alasan melindungi masyarakat dari beban biaya kegiatan yang dianggapnya hanya berkedok pendidikan, tetapi lebih bersifat rekreasi.
“Demonstrasi ini justru menunjukkan bahwa study tour sebenarnya adalah piknik. Saya berpihak pada rakyat untuk mengefisienkan pendidikan dari biaya yang tidak relevan dengan pendidikan karakter,” ujar Dedi melalui akun Instagramnya, @dedimulyadi71, pada 22 Juli 2025.
Namun, sikap Dedi ini tak menyurutkan semangat P3JB. Herdi menegaskan, aksi pada 21 Juli hanya diikuti oleh sekitar 10 persen dari total pekerja pariwisata di Jawa Barat. Jika tuntutan pencabutan larangan tidak dipenuhi, mereka mengancam akan menggelar demonstrasi yang lebih besar.
“Kami akan datang lagi dengan jumlah yang lebih banyak. Ini baru 10 persen dari kekuatan kami,” ancam Herdi. Nana Yohana menambahkan bahwa aksi selanjutnya akan tetap damai tanpa blokade jalan, sembari meminta maaf atas gangguan yang mungkin terjadi selama protes sebelumnya