Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan proyeksi ini dalam rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) , Selasa lalu, di Jakarta (24/6/2025)

Berdasarkan rapat tersebut, pemerintah tengah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 yang akan menitikberatkan pada tiga prioritas utama: ketahanan pangan, keamanan energi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dan iklim investasi.

Sri Mulyani juga menekankan peningkatan belanja di sektor kesehatan dan pendidikan, masing-masing diproyeksikan naik hingga 4–5 persen.

Baca Juga:Ibu Rumah Tangga di Bekasi Datangi Damkar karena Laporan KDRT Tak Ditindaklanjuti Polisi

Rencana lain termasuk modernisasi alat utama sistem persenjataan dan pengembangan cadangan militer.

Di sisi lain, pemerintah memastikan defisit anggaran akan tetap terkendali, diproyeksikan antara 2,48 hingga 2,53 persen dari PDB masih di bawah batas aman APBN 2025 sebesar 2,53 persen.

Namun, beberapa analis menyoroti bahwa pendekatan fiskal yang konservatif dan lemahnya dorongan pada pendalaman sektor keuangan bisa menghambat lonjakan pertumbuhan.

Mereka menilai diperlukan dorongan investasi yang lebih agresif agar target ekonomi tinggi bisa terwujud.

Baca Juga: H. Untung: Tak Boleh Ada Anak Putus Sekolah Karena Alasan Biaya!

Meski begitu, pemerintah optimis target tersebut realistis dan sejalan dengan strategi pembangunan jangka panjang di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029.

Hingga saat ini, rencana APBN dan strategi pendukung lainnya masih dalam tahap finalisasi dan akan dibahas lebih lanjut dalam mekanisme legislasi DPR minggu ini.(naa/rif)