Gempa yang awalnya dilaporkan berkekuatan magnitudo 8,7 oleh Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) kemudian direvisi menjadi 8,8, menjadikannya salah satu gempa terkuat sejak gempa Tohoku 2011. Wilayah Kamchatka, yang terletak di Cincin Api Pasifik, dikenal sebagai zona seismik aktif yang rawan terhadap gempa bumi besar dan aktivitas vulkanik.

• Tsunami Menerjang Pesisir Jepang
  Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan tsunami segera setelah gempa terjadi, memprediksi gelombang setinggi hingga 3 meter dapat melanda pantai Pasifik Hokkaido, Honshu, dan Kepulauan Ogasawara. Menurut laporan pada 30 Juli 2025, gelombang tsunami telah tiba di sejumlah wilayah pesisir Jepang, terutama di Hokkaido bagian utara, antara pukul 10:00 hingga 11:30 pagi waktu setempat (01:00-02:30 GMT). Gelombang tsunami ini menyebabkan banjir di beberapa area rendah, meskipun laporan awal belum menyebutkan kerusakan besar atau korban jiwa.

Tiga orang wisatawan asal luar daerah itu, terseret arus laut saat berenang. Satu orang berhasil diselamatkan, namun 2 orang lainnya masih dalam pencarian.

Kasat Polairud Polres Garut Iptu Aep Saprudin mengatakan, kejadian bermula sekitar pukul 09.00 WIB, 3 korban bersama beberapa rekannya turun dari bukit Puncak Guha menuju bibir pantai untuk berenang.

Tidak berselang lama, sekitar 10 menit berada di air, ombak besar datang dan menyeret 3 orang ke tengah laut.

“Korban selamat, atas nama Ahmad warga Cirebon, berhasil diselamatkan dan langsung dievakuasi ke Puskesmas Caringin untuk mendapat perawatan,“ tuturnya.

Sementara dua korban lain, yakni Oka asal Brebes dan Ripan asal Sumedang, hingga saat ini belum ditemukan dan masih dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan.

Saksi mata, Nursafira (22), yang berada di lokasi saat kejadian, membenarkan bahwa ombak tiba-tiba datang dan menyeret ketiga korban ke tengah laut.

Pihak kepolisian melalui Satpolairud Polres Garut telah melakukan sejumlah langkah, di antaranya mendatangi lokasi kejadian, melakukan upaya penyelamatan dan mengevakuasi korban selamat.

Hingga kini Tim SAR Gabungan berupaya melakukan pencarian korban dengan melibatkan, Basarnas, Kepolisian, TNI dan masyarakat setempat, Pihak keluarga korban telah dihubungi dan diminta segera menuju lokasi.***

Dua orang dinyatakan meninggal dunia setelah perahu yang mereka tumpangi diterjang ombak besar.

Kejadian bermula ketika keempat nelayan, Zulpa Komandani (22), Mujeman (44), Suparman (44), dan Sahnan (35), berangkat dari Pantai Kondangbuntung, Desa Tambakrejo, pada Jumat sore 25 April 2025.

Dengan menggunakan perahu bermesin ganda, mereka berniat mencari ikan menggunakan metode panah di sekitar perairan Kondangmerak.

Namun saat tengah malam, cuaca di lautan berubah drastis. Angin kencang dan ombak besar menghantam perahu mereka.

Dalam situasi tersebut, Suparman dan Sahnan terlempar ke laut, sementara Zulpa dan Mujeman berusaha bertahan dengan berpegangan pada perahu.

Pada sekitar pukul 03.30 WIB, Mujeman menemukan Suparman mengapung di air. Ia berusaha menarik rekannya ke atas perahu, namun sayangnya Suparman sudah tidak bernyawa.

Kedua nelayan yang selamat kemudian bergegas membawa jenazah Suparman ke daratan di kawasan Sendangbiru dan melaporkan peristiwa tersebut ke pihak kepolisian.