Video tersebut menunjukkan proses pemindaian barcode yang terdapat di halaman buku pelajaran, yang seharusnya berfungsi untuk mengakses konten pendukung belajar. Namun, alih-alih mengarahkan ke sumber pembelajaran, barcode tersebut justru mengarah ke situs judi online. Unggahan ini telah menuai ribuan tanggapan dan dibagikan secara luas, menciptakan diskusi panas di media sosial.

Sebuah studi yang dipublikasikan di ResearchGate pada tahun 2024 menunjukkan bahwa judi online semakin populer, terutama di kalangan generasi muda, dengan platform media sosial sering digunakan sebagai sarana promosi. Dugaan adanya barcode yang terhubung ke situs judi di buku pelajaran memperburuk situasi ini, mengingat buku tersebut merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional.

Kehadiran barcode judi di buku pelajaran dapat dilihat sebagai bagian dari pola yang lebih besar, di mana anak-anak dan remaja menjadi target tidak langsung dari promosi judi online.

Reaksi Masyarakat dan Media SosialVideo yang diunggah oleh @Heraloebss tidak hanya viral di X, tetapi juga memicu diskusi luas di berbagai platform media sosial. Banyak netizen yang mengekspresikan keterkejutannya dan mempertanyakan bagaimana hal seperti ini bisa terjadi di materi pendidikan resmi. Beberapa orang mendesak pemerintah dan lembaga pendidikan untuk segera menyelidiki dan mengambil tindakan tegas.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) atau penerbit buku terkait dugaan ini. Masyarakat menantikan klarifikasi dan tindakan konkret untuk memastikan bahwa buku pelajaran yang digunakan oleh siswa bebas dari konten yang berpotensi merugikan. Selain itu, diperlukan peningkatan pengawasan terhadap materi pendidikan dan kerja sama antar lembaga untuk melawan maraknya judi online, terutama yang menyasar anak-anak dan remaja.