Di titik inilah metafora hujan kembali relevan. Hujan tidak menyimpan airnya untuk dirinya sendiri, melainkan mengalirkannya ke bumi agar tumbuh kehidupan. Begitu pula manusia yang bersyukur: nikmat yang dimilikinya bukan untuk ditimbun, melainkan dibagikan.
Dasar Ilmiah Syukur
Dalam kajian psikologi positif, syukur terbukti meningkatkan kesehatan mental, mengurangi stres, bahkan memperpanjang harapan hidup. Robert Emmons, salah satu peneliti terkemuka tentang gratitude, menemukan bahwa orang yang membiasakan diri menulis “jurnal syukur” lebih bahagia, lebih optimis, dan memiliki relasi sosial yang lebih baik. Dari sisi filsafat, syukur dipandang sebagai etika keutamaan—sebuah sikap yang menumbuhkan kerendahan hati sekaligus penghormatan terhadap kehidupan. Sedangkan dalam agama, khususnya Islam, syukur adalah inti dari ibadah. Al-Qur’an menegaskan, “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu” (QS Ibrahim: 7).
Maka jelas bahwa syukur bukanlah konsep sempit, melainkan fondasi keberlangsungan hidup—baik pada level spiritual, psikologis, maupun sosial.
Syukur di Era Digital
Era digital menghadirkan peluang baru sekaligus tantangan. Di satu sisi, ruang digital memungkinkan syukur untuk tersebar lebih luas. Seorang guru yang membagikan ilmu lewat kanal YouTube, seorang dokter yang memberi edukasi kesehatan di Instagram, atau seorang anak muda yang membuat gerakan donasi daring—semuanya adalah ekspresi syukur yang produktif. Mereka tidak hanya menyimpan nikmat berupa ilmu, jaringan, atau kesempatan, melainkan mengalirkannya, seperti hujan yang memberi kehidupan di tanah-tanah jauh.
Namun, di sisi lain, ada jebakan syukur palsu.
Kita sering menjumpai ekspresi syukur yang justru menjadi ajang pamer: memamerkan barang mewah dengan kalimat “alhamdulillah,” atau mengunggah foto liburan mahal disertai tagar #blessed. Apakah itu benar-benar syukur, atau sekadar bungkus untuk narsisme? Inilah tantangan besar di era digital: bagaimana memastikan syukur tidak tereduksi menjadi formalitas, melainkan tetap bermakna.