TERASJABAR.ID – Insiden dugaan keracunan massal Makan Bergizi Gratis (MBG) siswa di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut terus bertambah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pada Selasa (30/9/2025) malam Puskesmas Kadungora menangani 168 orang, Rabu (1/10/2025) pagi ada sekitar 60 siswa datang dan harus ditangani tim medis Puskesmas Kadungora membuat petugas medis kewalahan.
Para korban merupakan siswa SMPN 1 dan SMP PGRI Kadungora. Bahkan, selain keracunan MBG di Kadungora Garut sejak kemarin menimpa siswa SD, SMP dan SMA, ada juga guru serta staf di sekolah keracunan yang turut mencicipi MBG.
Sementara hingga Selasa (1/9/2025) malam jumlah korban keracunan MBG di Kecamatan Kadungora mencapai 147 orang siswa.
Mereka dirawat di Puskesmas Kadungora 59 orang, Puskesmas Leles 33 orang, observasi Kadungora 2 orang, dirujuk ke RSUD Slamet Garut 3 orang dan rawat jalan 51 orang.
Sebelumnya diberitakan, Bupati Garut Abdusy Syakur melakukan peninjauan kondisi terkini penyintas keracunan makanan di Puskesmas Kadungora, Selasa (30/9/2025) malam.
Usai meninjau, Abdusy Syakur mengatakan bahwa kejadian keracunan masalah ini sudah di posisi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Penetapan status KLB ini diputuskan setelah Bupati Garut beserta jajaran pejabat tinggi pratama dan Sekretaris Daerah (Sekda) menggelar rapat darurat usai melakukan peninjauan di Puskesmas Kadungora.
Dengan ditetapkannya status KLB, Bupati Garut menyatakan bahwa Pemkab Garut menjamin seluruh biaya penanganan dan perawatan korban akan ditanggung penuh.
”Kemungkinan semua pembiayaan itu akan kita cover melalui Belanja Tidak Terduga (BTT),” kata Bupati.
Selain jaminan pembiayaan, langkah-langkah luar biasa juga segera diinstruksikan untuk memastikan semua korban mendapatkan penanganan medis.
Syakur juga telah memanggil seluruh kepala desa untuk melakukan sweeping di wilayah masing-masing guna mencari warga yang bergejala agar segera menghubungi puskesmas untuk dijemput.
”Jangan sampai kemudian dianggap tidak apa-apa lah, dianggap jauh lah, takut ada biaya lah, sehingga mereka tidak segera ditangani dengan baik,” jelasnya.
Terkait dugaan sumber keracunan, Bupati Garut menyatakan bahwa Pemkab masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut. Sebagai langkah pencegahan dan tindak lanjut, tempat atau dapur yang diduga menjadi penyebab keracunan telah ditutup sementara oleh Pemkab Garut.***