terasjabar.id
Senin, 29 Desember 2025
  • News
  • Bandung Raya
  • Lifestyle
  • Persib
  • Sport
  • Daerah
  • Berita Bank bjb
  • Wakil Rakyat
  • Indeks
No Result
View All Result
terasjabar.id
  • News
  • Bandung Raya
  • Lifestyle
  • Persib
  • Sport
  • Daerah
  • Berita Bank bjb
  • Wakil Rakyat
  • Indeks
Senin, 29 Desember 2025
No Result
View All Result
terasjabar.id
No Result
View All Result
Home Berita Utama

SOLAHUDIN TAK AKAN DIJEWER TUHAN

Herman by Herman
29 Des 2025 13:59
in Berita Utama, Opini
Reading Time: 8 mins read
A A
0
SOLAHUDIN TAK AKAN DIJEWER TUHAN

Mengapa Kiai Noer yang alergi terhadap wartawan bersedia melayani Solah? Rupanya Solah berhasil meyakinkannya bahwa Ummat akan memberinya ruang leluasa untuk menceritakan kasusnya, sepenuhnya dari sudut-pandang dia; dan bahwa penjelasan semacam itu penting untuk memulihkan reputasinya yang tiap hari digerogoti opini publik.

Tentu saja Kiai Noer pun membutuhkan kesempatan itu, dan rupanya ia merasa bahu Solah adalah pundak yang tepat untuk bersandar. Maka jadilah wawancara khusus itu (biasanya dijual sebagai “wawancara eksklusif”), dan selebihnya adalah sejarah.

Lima puluh ribu eksemplar edisi majalah mingguan bersampul “KH Noer Iskandar, SQ: Saya Sedang Dijewer Tuhan” itu langsung habis ditelan pasar, dan segera dicetak ulang. Kami semua tahu siapa pahlawan di balik sukses besar itu. Tanpa wawancara Solah, cerita tentang heboh nikah semalam Kiai Noer tidak akan istimewa dibanding liputan semua media waktu itu.


Ummat adalah majalah baru (1995-99) dan menjadi tempat Solah memulai kerja profesionalnya. Ia meminati isu politik Islam sejak remaja. Ia, sebagai mahasiswa tahun pertama ITB, ikut dalam rombongan beberapa bis dari Bandung, kota kelahirannya, yang berkonvoi ke Jakarta khusus untuk berdemonstrasi mengutuk Arswendo Atmowiloto dan Monitor, tabloid yang dipimpinnya, 1989.

Dipimpin antara lain oleh Jalaluddin Rakhmat, rombongan demonstran Bandung melengkapi berpuluh-puluh kelompok dan para intelektual Islam yang sangat marah pada apa yang mereka pandang sebagai kekurangajaran yang keterlaluan yang dilakukan Arswendo dan tabloid Monitor, yang sukses dalam waktu singkat dan menembus tiras satu juta eksemplar tiap terbit.

Tabloid hiburan pop itu, anak usaha grup Kompas, yang bekerja dengan kredo “jurnalisme lher” ciptaan Arswendo (suatu penamaan yang berkonotasi pornografis), mengadakan jajak pendapat di kalangan pembacanya tentang tokoh idola. Hasilnya adalah malapetaka dan membuat seluruh spektrum kalangan Islam marah besar (dengan perkecualian istimewa: Abdurrahman Wahid, Ketua Umum PBNU).

Hasil jajak yang dimuat di Monitor itu menunjukkan figur-figur seperti Presiden Suharto dan Menteri BJ Habibie sebagai figur paling populer, selain tokoh-tokoh internasional seperti Nelson Mandela, Presiden Gorbachev dan Bunda Theresa. Tiada alasan apapun untuk keberatan terhadap semua temuan ini.

ADVERTISEMENT

Titik ledak muncul di urutan berikutnya: di peringkat 10 tertulis nama Arswendo sendiri, dan satu tingkat di bawahnya: Nabi Muhammad SAW.


Bagi kalangan Islam, bukan hanya Nabi tak pantas diperingkat, tapi terutama: posisinya di bawah Arswendo Atmowiloto, seorang wartawan gondrong yang resminya beragama Katolik, dan memimpin media yang berafiliasi dengan grup media yang terasosiasi dengan Katolik. Demonstrasi pun berkobar mana-mana.

Para tokoh Islam bersuara keras. Dr. Nurcholish Madjid yang biasa beropini cermat dan berkata santun, misalnya, mendesak pemerintah supaya membredel Monitor, dan meminta untuk “melarang (Monitor) terbit untuk selama-lamanya.”

RELATED POSTS

No Content Available

Bagi Cak Nur, perbuatan Arswendo dan Monitor “seperti menarik karpet dari kaki meja.” Semuanya jadi terjungkal dan berantakan. Ia amat menyayangkan mengapa hubungan Islam-Katolik yang sudah sangat baik, harus dirusak dengan cara seperti itu. Monitor kemudian kontan stop terbit — juga atas “kesadaran” penerbitnya — dan Arswendo divonis beberapa tahun penjara karena “penistaan agama.”

Bagi pemerintah Orde Baru, yang selalu gatal untuk meredam kebebasan pers, kasus Monitor adalah durian runtuh. Bukan pemerintah yang bernisiatif membredelnya, tapi desakan kencang dari mayoritas besar masyarakat sendiri.

Page 2 of 4
Prev1234Next
Tags: Solehudin
ShareTweetSend

Related Posts

No Content Available
Next Post
Bayi Perempuan Ditemukan di Dalam Keresek, Kini Dirawat di RSUD Ebah Majalaya

Bayi Perempuan Ditemukan di Dalam Keresek, Kini Dirawat di RSUD Ebah Majalaya

DPR Dorong Kementerian PU Prioritaskan Jembatan Kritis di Aceh Tengah

DPR Dorong Kementerian PU Prioritaskan Jembatan Kritis di Aceh Tengah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Ternyata Kang Emil dan Aura Kasih Sudah Nikah Siri. Hoak atau Fakta?

Ternyata Kang Emil dan Aura Kasih Sudah Nikah Siri. Hoak atau Fakta?

24 Des 2025 19:50
Refleksi Akhir Tahun IKA UIN SGD Bandung: Merawat Agama, Pendidikan, dan Alam

Refleksi Akhir Tahun IKA UIN SGD Bandung: Merawat Agama, Pendidikan, dan Alam

26 Des 2025 06:36
BREAKING NEWS! Gubernur Jawa Barat Resmi Tetapkan UMP 2026 Sebesar Rp2,31 Juta!

BREAKING NEWS! Gubernur Jawa Barat Resmi Tetapkan UMP 2026 Sebesar Rp2,31 Juta!

24 Des 2025 19:59
Banjir Terjang Banjaran, Jembatan Sungai Citalutug Terancam Jebol

Banjir Terjang Banjaran, Jembatan Sungai Citalutug Terancam Jebol

26 Des 2025 21:26
Haji 2026 Diawasi Ketat DPR, Dua Syarikah Jadi Sorotan

Haji 2026 Diawasi Ketat DPR, Dua Syarikah Jadi Sorotan

0
Harga Pangan Naik Saat Nataru, DPR Minta Negara Hadir Lindungi Rakyat

Harga Pangan Naik Saat Nataru, DPR Minta Negara Hadir Lindungi Rakyat

0
Tiga Hari Libur Nataru, Hampir 100 Ribu Ranmor Memadati Kuningan

Tiga Hari Libur Nataru, Hampir 100 Ribu Ranmor Memadati Kuningan

0
Longsor Ancam Cadas Pangeran, Cerita ‘Oray Koneng’ dan Kasus Prank Yana Masih Terngiang

Longsor Ancam Cadas Pangeran, Cerita ‘Oray Koneng’ dan Kasus Prank Yana Masih Terngiang

0
Haji 2026 Diawasi Ketat DPR, Dua Syarikah Jadi Sorotan

Haji 2026 Diawasi Ketat DPR, Dua Syarikah Jadi Sorotan

29 Des 2025 16:40
Harga Pangan Naik Saat Nataru, DPR Minta Negara Hadir Lindungi Rakyat

Harga Pangan Naik Saat Nataru, DPR Minta Negara Hadir Lindungi Rakyat

29 Des 2025 16:17
Tiga Hari Libur Nataru, Hampir 100 Ribu Ranmor Memadati Kuningan

Tiga Hari Libur Nataru, Hampir 100 Ribu Ranmor Memadati Kuningan

29 Des 2025 16:09
Longsor Ancam Cadas Pangeran, Cerita ‘Oray Koneng’ dan Kasus Prank Yana Masih Terngiang

Longsor Ancam Cadas Pangeran, Cerita ‘Oray Koneng’ dan Kasus Prank Yana Masih Terngiang

29 Des 2025 16:04

Recent News

Haji 2026 Diawasi Ketat DPR, Dua Syarikah Jadi Sorotan

Haji 2026 Diawasi Ketat DPR, Dua Syarikah Jadi Sorotan

29 Des 2025 16:40
Harga Pangan Naik Saat Nataru, DPR Minta Negara Hadir Lindungi Rakyat

Harga Pangan Naik Saat Nataru, DPR Minta Negara Hadir Lindungi Rakyat

29 Des 2025 16:17
Tiga Hari Libur Nataru, Hampir 100 Ribu Ranmor Memadati Kuningan

Tiga Hari Libur Nataru, Hampir 100 Ribu Ranmor Memadati Kuningan

29 Des 2025 16:09
Longsor Ancam Cadas Pangeran, Cerita ‘Oray Koneng’ dan Kasus Prank Yana Masih Terngiang

Longsor Ancam Cadas Pangeran, Cerita ‘Oray Koneng’ dan Kasus Prank Yana Masih Terngiang

29 Des 2025 16:04
  • About
  • Redaksi
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Sertifikat JMSI
Hubungi Kami : [email protected]

© 2025 Teras Jabar - dari Jawa Barat untuk Indonesia. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • News
  • Bandung Raya
  • Lifestyle
  • Persib
  • Sport
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Berita Bank bjb
  • Wakil Rakyat
  • Opini
  • Indeks Berita

© 2025 Teras Jabar - dari Jawa Barat untuk Indonesia. All Rights Reserved.