TERASJABAR.ID – Peristiwa keracunan diduga akibat Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kadungora, Kabupaten Garut, ternyata jumlah siswa yang keracunan 150 orang.
Ke-150 siswa yang keracunan MBG masing-masing dari MA Maarif Cilageni, SDN 2 Mandalasari dan
SMP Siti Aisyah Kadungora. Sebanyak 16 siswa di antaranya hingga saat ini masih dirawat di Puskesmas Kadungora.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, 150 siswa yang keracunan MBG tersebut, umumnya mengalami gejala ringan meski ada 16 siswa harus dirawat.
“Ke-150 siswa mayoritas mengalami kejala keracunan ringan. Tim telah terjun ke lapangan, termasuk mengirim kebutuhan obat-obatan untuk perawatan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani kepada wartawan, Kamis , (18/9/2025).
Para siswa ini mengalami gejala serupa, yakni mual, muntah, hingga pusing. Gejala ini dirasakan para siswa Rabu (17/9/2025) dini hari.
Penyebab keracunan hingga saat masih diselidiki. “Penyebab pasti keracunan sedang kita dalami,” kata Kapolsek Kadungora Kompol Alit Kadarusman.
Sementara itu, siswa yang keracunan MBG yang sebelumnya 15 siswa (bukan 14) bertambah jadi 16 setelah ada 1 pasien terakhir di Puskesmas Kadungora, Kamis (18/9/2025) sore.
“Ya, pukul 13.00 ada tambahan pasien dengan keluhan sesak, tapi sekarang sudah membaik sudah di ruang perawatan,” kata Kepala Puskesmas Kadungora, Noni Cahyani.
Pasien baru tersebut, kata Noni, selain mengalami keluhan mual, pusing, dan muntah, juga mengeluhkan sesak napas karena memiliki penyakit bawaan asma.
Pasien sudah diberi bantuan pernapasan dengan oksigen.
Noni mengatakan, seluruh pasien yang dirawat di Puskesmas Kadungora merupakan rujukan dari Puskesmas Rancasalak di Desa Rancasalak.
Pasien yang dirujuk umumnya mengalami dehidrasi akibat muntah dan buang air besar.
“Ya, keluhannya kebanyakan mual, pusing, sakit perut, yang mengalami dehidrasi dan perlu dirawat dirujuk ke Puskesmas Kadungora,” ungkapnya.
Sejak Rabu (17/9/2025), Puskesmas Kadungora sudah menangani 26 pasien keracunan. Dari jumlah itu, 11 orang sudah pulang dan 15 masih dirawat. Hingga Kamis siang, pasien bertambah satu orang sehingga total yang dirawat menjadi 16.
Sedangkan Kasi Humas Polres Garut, Iptu Susilo Adi, menyatakan kepolisian melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab keracunan.
“Kami sudah meminta keterangan dari saksi-saksi, mengirimkan sampel bekas makanan dan muntahan ke laboratorium,” ujar Adi.
Siswa yang keracunan mengonsumsi makanan MBG, kata Adi, disalurkan melalui dapur Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Yayasan Al-Bayyinah 2 Garut di Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora.
Menu yang dibagikan berupa nasi putih, ayam woku, tempe orek, lalapan sayuran, dan stroberi pada Selasa (16/9/2025).
Gejala keracunan baru dirasakan siswa pada Selasa sore dan berlanjut hingga Rabu ketika mereka mulai berdatangan ke Puskesmas.***