TERASJABAR.ID – Kisah Beth Harmon dalam The Queen’s Gambit. Bukan sekadar cerita soal catur. Ini adalah cerita tentang perempuan, luka, kekuatan, dan kemenangan dari dalam diri sendiri.
Inilah Sinopsis Series Barat The Queen’s Gambit.
Beth tidak pernah tunduk pada stereotip gender. Di tahun 1950–60-an, dunia catur hampir sepenuhnya dikuasai laki-laki. Namun ia masuk dengan percaya diri, dan justru mengalahkan mereka satu per satu.
Dari trauma kehilangan ibu, masa kecil di panti asuhan, hingga kecanduan obat penenang, semua itu tak menghapus kejeniusannya, tapi justru menjadikan dirinya utuh sebagai manusia.
Meski tampak mandiri, Beth tidak pernah benar-benar sendirian. Ada Mr. Shaibel yang pertama mengenalkannya pada catur. Ada Alma, ibu angkat yang menemaninya dalam kejatuhan dan kejayaan.
Beth tidak bisa benar-benar melangkah maju tanpa berdamai dengan masa lalunya. Ia belajar menghadapi ketakutan, kematian, dan kenangan pahit, bukan dengan melupakan, tapi dengan menerima.
Di dunia nyata, Beth sering kehilangan kontrol—karena alkohol, karena kecanduan, karena trauma. Tapi di atas papan catur, ia menjadi penguasa.
Catur memberinya ruang untuk berpikir, memutuskan, dan membentuk arah hidup. Di sana, hidup terasa masuk akal.
Kisah Beth adalah pengingat: kamu punya kekuatan besar, bahkan saat kamu sendiri belum menyadarinya.
The Queen’s Gambit
- Jumlah Episode: 7
- Platform: Netflix
- Genre: Drama, Coming-of-Age
- Berdasarkan: Novel karya Walter Tevis (1983)
- Pemeran Utama: Anya Taylor-Joy sebagai Beth Harmon
- Penghargaan: 11 Emmy Awards, termasuk Outstanding Limited Series
- Dampak: Penjualan papan catur melonjak, minat terhadap dunia catur meningkat global.
“Perempuan tidak perlu sempurna untuk hebat. Mereka hanya perlu ruang untuk jadi diri sendiri, dan kesempatan untuk bersinar.”***