“Setelah ditelusuri, longsoran tidak merusak aliran air utama maupun jalan menuju objek wisata. Batu-batu besar di sekitar jalan pun tidak tersentuh oleh material longsor. Ini membuktikan bahwa, longsor hanya terjadi pada bagian tebing tertentu, tidak langsung menyasar kawasan bawah,” jelasnya
Diskursus publik selama ini kurang mengarah pada solusi. Ini menjadi perhatian penting. Karena itu, Sawala Alam hadir bukan untuk menyalahkan, melainkan merumuskan solusi konkret.
“Arunika justru kini diminta menjadi bagian dari solusi. Mereka diberikan tanggung jawab untuk mengontrol rembesan air, memperbanyak sumur resapan dan biopori, serta mendukung pembangunan penahan tebing agar kejadian serupa tak terulang,” tambahnya.
Forum ini sepakat perlunya upaya konservasi pada area rawan longsor dan penggunaan lahan yang lebih bijak.
Sementara, Ketua Sundawani, Maratanza, menyatakan, Sawala Alam adalah ruang kearifan lokal untuk menyatukan pemahaman dan kesadaran.