Bahkan, kata Hendra, Satgas Pangan Polres Majalengka yang berhasil mengamankan salah satu pelaku usaha CV. Unggul Kiandra dengan merk Beras Si Putih sudah beroperasi 4 tahun.
Dalam aksinya, para tersangka berhasil memproduksi beras oplosan dengan total 36 ton beromzet Rp468 juta.
‎Lebih lanjut Hendra mengatakan, beras khusus Pandan Wangi milik pelaku usaha dengan merk B.R. Cianjur (Cinta Nur) sudah beroperasi 4 tahun dan 192 ton beras oplosan berhasil diproduksi dengan omzet Rp2, 9 miliar.
Sementara Satgas Pangan Polresta Bandung berhasil mengamankan 8 merk beras oplos premium, medium merk Super Pulen SU, super NH, Nusantara, super SHB, NJ Jemberwangi dan Super NS.
‎Dalam pengemasan label tersebut sudah berjalan antara 2-5 tahun dengan total 770 ton hasil produksi dan omzet mencapai Rp7 miliar.
‎
Sedangkan Satgas Polresta Bogor, berhasil mengamankan pelaku usaha repacking beras medium ke premium yang diduga beras tersebut berasal dari bulog dengan standar medium.
‎
Polres Bogor berhasil mengamankan Merk Slyp super kemasan 50 kg, Slyp super kemasan 20 kg, BR kemasan 10kg, TM kemasan 50kg, Tan kemasan 50 kg, dan BMW kemasan 50 kg.
‎
Termasuk mengamankan juga barang bukti 1 unit karung, 2 timbangan, nota dan alat giling gabah.
‎
“Saat ini Polisi dan Disperindag Jabar akan menarik kembali 12 merk hasil lab diduga oplosan,” kata Hendra.
Berikut merk beras oplosan yang akan ditarik dari peredaran tersebut:
‎1. Beras Si Putih kemasan 25 kg.
‎2. Slyp BR kemasan 25 kg.
‎3. MA kemasan 25kg.
‎4. Super Tan kemasan 25kg.
‎5. NJ Jember Wangi kemasan 25 kg.
‎6. Merk dengan Gambar Mawar kemasan 50kg.
‎7. Merk dengan gambar Ikan lele kemasan 10 kg dan 20 kg
‎8. Ramos kemasan 10 kg dan 20kg.
‎9. Merk 58 kemasan 50 kg.
‎10. Merk Girijaya kemasan 50 kg.
‎11. Merk BMW kemasan 50kg.
‎12. Merk TM kemasan 50kg.
‎”Para tersangka dijerat dengan Undang-Undang Perlingdungan Konsumen pasal 62 dengan hukuman 5 tahun penjara atau denda maximal Rp 2 miliar,” pungkas Hendra.***