Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes
Tulisan ini dibuat sembari menyaksikan acara Pertandingan Futsal Four Nations Cup Jakarta 2025 antara indonesia vs Belanda yang berlangsung di Hall A GBK Arena, Sabtu malam 20 September 2025 pukul 19.00-20.00 WIB dan Alhamdulillah kita menang dengan skor cukup telak 5-1 (4-0). Terimakasih kepada Jajaran Kemenpora sekarang yang telah mengundang secara resmi saya selaku Menpora ke-11 pada acara tersebut dan dihadiri juga selaiin oleh Menpora ke-15 Erick Thohir, juga oleh Menpora ke-13 Zainuddin Amali.
Turnamen mini persahabatan ini adalah ajang persahabatan / invitasi empat negara (mini-tournament) yang digelar di Jakarta pada September 2025. Secara praktis ini adalah turnamen invitasi satu seri (4 tim), bukan kompetisi kontinental resmi dan pada 2025 menghadirkan tim dari 3 konfederasi berbeda (Asia, UEFA, CAF) dan diikuti oleh Indonesia (selaku tuan rumah), Belanda, Latvia, dan Tanzania. Sebelum kemenangan semalam, Indonesia juga sudah unggul 7–1 vs Tanzania dan Latvia mengalahkan Belanda 3–2 di salah satu laga pembuka.
Kembali pada inti utama judul tulisan ini, dua hari sebelumnya (Kamis, 18 September 2025) bertempat di Wisma Kemenpora berlangsung Sertijab (Serah Terima Jabatan) antara Menpora ke-14 Dito Ario Tejo Nindito dan Menpora ke-15 sekarang, Erick Thohir. Sertijab Kemenpora kemarin terbilang cukup meriah, karena dihadiri juga oleh Menpora ke-6 Hayono Isman, Menpora ke-7 Agung Laksono, Menpora ke-10 Andi Alfian Mallarangeng, Menpora ke-13 Zainudin Amali, Menpora ke-14 Dito Ariotedjo Nindito, Menpora ke-15 Erick Thohir dan tentu saja Saya selaku Menpora ke-11.
Sedikit sejarah nasional yang mungkin terlupakan atau belum banyak yang tahu, Menpora ke-1 atau Menteri Pemuda Pertama Indonesia (saat itu belum sekaligus menangani bidang Olah Raga, yang selanjutnya disebut “Menpora”) adalah Wikana. Wikana yang lahir tahun 1914 dan disebut-sebut sudah Wafat tak lama sepulangnya dari Peking Tiongkok tahun 1966 (jaman geger pasca Peristiwa G-30S/PKI) adalah Menteri Pemuda pertama Indonesia, sekaligus yang termuda (baru berusia 32 tahun) saat menjabat selama hampir setahun, mulai 29 Juni 1946 hingga 27 Juni 1947.