TERASJABAR.ID – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Barat terkesan masih didominasi pendekatan teknokratis.
“Capaian yang dibuatnya terlalu konservatif. Tak mengambil langkah yang berani untuk tunjukkan bahwa ini akan membuat Jabar Istimewa,” kata anggota Pansus IX DPRD Jabar, H. Yomanius Untung.
Hal itu dikemukakannya di sela-sela pembahasan RPJMD, Kamis (17/7/2025), di Gedung DPRD Jabar.
“Kita sedang menyusun materi RPJMD di Pansus IX yang bahas RPJMD Jabar. Hal yang krusial hari ini, bahwa dokumen yang kita terima, capaiannya belum tunjukkan semangat yang lebih baik ketimbang Gubernur periode sebelumnya,” tegas legislator Partai Golkar asal dapil Subang-Majalengka-Sumedang ini.
Sebagai contoh, lanjutnya, di bidang pendidikan, rata-rata lama sekolah siswa hanya terdongkrak 1 tahun 4 bulan hingga tahun 2029. Jika dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah Gubernur lalu yang dihitung dari 2019 hingga 2024, saat itu ada kenaikan 2 tahun 7 bulan.
“Dari data itu jadi bahan pertanyaan kami di Pansus. Visi Jabar Istimewa oleh Gubernur Dedi Mulyadi belum tercermin oleh capaian yang ingin dihasilkan,” kata H. Untung yang juga Wakil Ketua DPD Partai Golkar Jabar Bidang Kajian Strategis ini.
Begitupun di bidang kesehatan, salah satu bidang garapan Komisi V DPRD Jabar yang diketuai H. Untung.
“Angka harapan hidup bidang kesehatan, capaiannya hanya sekitar 1/2 dari pencapaian Gubernur lama. Ini patut menjadi perhatian eksekutif,” tandasnya.***