Spanduk di antaranya bertuliskan “proyek mangkrak normaliasi selokan” dan “mohon tidaklanjuti, berani bongkar, berani pasang. Katanya membenahi malah ngarurujit”.
Iwan Nopian (50), salah seorang warga terdampak proyek mangkrak yang juga pengelola bengkel motor di pinggir jalan tersebut mengaku prihatin dengan kondisi seperti ini.
“Proyek normalisasi drainase yang mangkrak panjangnya sekitar 400 meter di wilayah RW 09 dan 22 Desa Rancaekekwetan. Sekitar 40 warga yang mengais rezeki di lokasi proyek menjerit karena jembatan di atas drainase menuju kios dan toko dibongkar,” kata Iwan ketika ditemui di bengkel motor yang dikelolanya.

Iwan yang juga Sekretaris RW 09 ini, mengaku tak habis pikir persoalan ini belum juga ditindaklanjuti, alias belum ada respon padahal sudah dilaporkan ke aparat dan dinas terkait. Bahkan, kata Iwan, proyek mangkrak ini sempat viral.
“Lucunya, proyek mangkrak ini hanya sebatas pembongkaran jembatan tanpa pengerukan selokan (drainase) yang saat ini ditinggalkan begitu saja,” keluh Iwan didampingi bendahara RW 09, Dadang dan Ketua RT 07 RW 09, Dedi.