Inter Milan, yang menggunakan formasi 3-5-2 di bawah Simone Inzaghi, gagal mengatasi intensitas PSG. Lini tengah mereka, yang diisi Nicolò Barella dan Hakan Çalhanoğlu, tak mampu mengimbangi Vitinha, João Neves, dan Fabian Ruiz. Gianluigi Donnarumma juga tampil gemilang, memastikan gawang PSG tetap bersih meski Inter berusaha bangkit melalui Lautaro Martínez dan Marcus Thuram.

Susunan Pemain di Final
PSG (4-3-3):
- Kiper: Gianluigi Donnarumma
- Bek: Achraf Hakimi, Marquinhos, Milan Škriniar, Nuno Mendes
- Gelandang: Vitinha, João Neves, Fabian Ruiz
- Penyerang: Ousmane Dembélé, Khvicha Kvaratskhelia, Désiré Doué
- Cadangan: Senny Mayulu (mencetak gol), Gonçalo Ramos, Warren Zaïre-Emery, Lucas Beraldo.
Inter Milan (3-5-2):
- Kiper: Yann Sommer
- Bek: Alessandro Bastoni, Francesco Acerbi, Benjamin Pavard
- Gelandang: Denzel Dumfries, Nicolò Barella, Hakan Çalhanoğlu, Henrikh Mkhitaryan, Federico Dimarco
- Penyerang: Lautaro Martínez, Marcus Thuram
- Cadangan: Davide Frattesi, Kristjan Asllani, Matteo Darmian.
Kunci Sukses: Visi Luis Enrique dan Skuad Muda
Luis Enrique layak mendapat pujian atas revolusi yang ia bawa ke PSG. Dengan fokus pada pemain muda seperti Doué, João Neves, dan Warren Zaïre-Emery, serta rekrutan cerdas seperti Kvaratskhelia, PSG menemukan keseimbangan antara bakat dan kerja keras. Filosofi high-pressing dan permainan menyerang membuat PSG tak hanya menang, tetapi juga memikat hati penggemar.
“Musim ini adalah bukti bahwa kerja keras dan visi kolektif bisa mengalahkan apa pun. Kami bukan lagi tim yang hanya mengandalkan nama besar,” ujar Luis Enrique usai pertandingan.