TERASJABAR.ID – Paris Saint-Germain (PSG) mencatatkan sejarah emas di musim 2024/2025 dengan meraih quadruple empat trofi bergengsi dalam satu musim—setelah menghancurkan Inter Milan 5-0 di final Liga Champions UEFA di Allianz Arena, Munich, pada 31 Mei 2025.
Kemenangan ini melengkapi koleksi gelar mereka musim ini, yang sudah mencakup Ligue 1, Coupe de France, dan Trophée des Champions, menegaskan dominasi PSG sebagai kekuatan baru sepak bola Eropa.
Perjalanan Menuju Quadruple
Musim 2024/2025 menjadi puncak transformasi PSG di bawah asuhan pelatih Luis Enrique. Setelah kehilangan trio megabintang Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappé, PSG membangun skuad muda yang lapar, dengan rata-rata usia starting XI di final Liga Champions hanya 24 tahun 7 bulan. Kolektivitas, intensitas tinggi, dan kecerdasan taktikal menjadi kunci kesuksesan mereka.
PSG memulai musim dengan meraih Trophée des Champions pada Agustus 2024, mengalahkan AS Monaco 3-1. Di Ligue 1, mereka mendominasi dengan hanya satu kekalahan sepanjang musim, mengamankan gelar dengan selisih 12 poin dari peringkat kedua. Coupe de France juga jatuh ke tangan mereka setelah kemenangan 2-0 atas Olympique Lyon di final, dengan gol dari Ousmane Dembélé dan Khvicha Kvaratskhelia.
Namun, puncaknya adalah Liga Champions, trofi yang telah lama menjadi obsesi PSG. Setelah lolos dari fase grup dengan rekor sempurna, PSG menyingkirkan lawan-lawan tangguh seperti Bayern Munich di perempat final (agregat 4-2) dan Manchester City di semifinal (agregat 3-1). Di final, mereka menghadapi Inter Milan, runner-up Serie A yang dikenal dengan pertahanan kokoh. PSG tampil tanpa ampun, mencetak lima gol tanpa balas melalui Achraf Hakimi (menit 12), Désiré Doué (20’, 58’), Ousmane Dembélé (30’, 73’), dan Senny Mayulu (88’).
Dominasi di Final Liga Champions
Final melawan Inter Milan menjadi panggung kehebatan PSG. Dengan formasi 4-3-3, PSG mengandalkan pressing agresif dan serangan balik cepat. Achraf Hakimi membuka keunggulan dengan memanfaatkan kesalahan Federico Dimarco. Désiré Doué, bintang muda berusia 19 tahun, mencuri perhatian dengan dua gol spektakuler, sementara Dembélé menunjukkan kelasnya sebagai motor serangan. Khvicha Kvaratskhelia, yang diplot sebagai false nine, menciptakan ruang dan assist krusial, sebelum Senny Mayulu menutup pesta gol sebagai pemain pengganti.