TERASJABAR.ID – Nova Arianto, nama yang tak asing lagi di dunia sepak bola Indonesia, kini mencatatkan sejarah baru sebagai pelatih pertama asal Indonesia yang membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia U-17 2025.
Mantan bek tangguh Persib Bandung ini menunjukkan bahwa perjalanan dari lapangan hijau sebagai pemain hingga menjadi juru taktik di pinggir lapangan membuahkan prestasi gemilang. Keberhasilannya mengantarkan Timnas Indonesia U-17 ke ajang bergengsi di Qatar pada November 2025 menjadi bukti nyata dedikasi dan kemampuan taktikalnya.
Perjalanan Karier sebagai Pemain
Nova Arianto lahir pada 4 November 1979 di Semarang, Jawa Tengah. Karier sepak bolanya dimulai sebagai striker, namun bertransformasi menjadi bek tengah yang disegani.
Ia memulai debut profesionalnya bersama klub-klub lokal seperti PSIS Semarang dan Persebaya Surabaya, di mana ia meraih gelar juara Liga Indonesia pada musim 2004 bersama Bajul Ijo.
Namun, namanya semakin dikenal luas saat bergabung dengan Persib Bandung pada 2008. Bersama Maung Bandung, Nova menjadi benteng pertahanan yang kokoh, dikenal dengan gaya bermainnya yang disiplin dan selebrasi unik yang menghibur bobotoh.
Selain sukses di level klub, Nova juga menjadi bagian dari Timnas Indonesia. Ia pernah memperkuat skuat Garuda di berbagai ajang, termasuk kualifikasi Olimpiade 2000 sebagai pemain U-23. Pengalamannya sebagai pemain di level tertinggi ini menjadi modal berharga saat ia beralih profesi menjadi pelatih.
Transisi ke Dunia Kepelatihan
Setelah gantung sepatu, Nova Arianto tidak meninggalkan dunia sepak bola. Ia memulai karier kepelatihannya dengan bergabung sebagai asisten pelatih di Timnas Indonesia di bawah arahan Shin Tae-yong pada 2019.
Bersama pelatih asal Korea Selatan itu, Nova belajar banyak tentang strategi modern, manajemen tim, dan pengembangan pemain muda. Pengalamannya sebagai asisten Shin Tae-yong di Timnas U-23 dan senior menjadi fondasi kuat sebelum akhirnya ia dipercaya menukangi Timnas Indonesia U-17 pada 2024.
Nova dikenal sebagai pelatih yang tegas namun penuh perhatian terhadap anak asuhnya. Ia sering kali fokus pada aspek mental dan disiplin, dua elemen yang ia anggap krusial dalam membentuk tim yang solid. Pendekatannya yang humanis, seperti mengontrol emosi pemain muda dan menjaga mood mereka, menjadi salah satu kunci suksesnya.